TEMPO.CO, Jakarta -Kelompok pengajian Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, membagi-bagikan kantong plastik kepada para peserta aksi damai jilid III, di depan Balai Kota DKI. "Kami bagiin buat buang sampah, juga bisa buat alas salat," kata koordinator kelompok pengajian Masjid Sunda Kelapa, Butet, saat ditemui Tempo , pada Jumat pagi, 2 Desember 2016.
Wanita berusia 52 tahun itu tak sendirian. Dia ditemani empat orang temannya sesama jemaah pengajian, sambil membawa sejumlah keperluan logistik. Butet mengatakan ada sekitar 50 jemaah Masjid Sunda Kelapa yang turun untuk membantu logistik. Mereka, kata dia, terbagi atas beberapa kelompok dan tersebar di sekitar kawasan Monas.
Masing-masing orang membawa sekitar 10 kantong plastik hitam berukuran besar atau polybag, dan 10 kantong plastik merah berukuran kecil untuk membungkus barang bawaan peserta aksi damai. "Bisa untuk bungkus kepala atau sepatu jika hujan nanti," kata warga Buncit, Jakarta Selatan itu.
Selain membagikan kantong plastik, Butet dan teman-temannya juga membagikan nasi bungkus, dan makanan ringan berupa roti dan permen. Dia menyebutkan, ada sekitar 2.000 nasi bungkus yang disiapkan dari kelompok pengajiannya. Bila dijumlah dengan nasi bungkus sumbangan dari berbagai pihak, menurut dia, totalnya mencapai lebih dari 20 ribu bungkus.
Selain ramai-ramai memakai gamis, mereka juga kompak mengenakan ikat kepala berwarna merah putih, yang dijahit sendiri oleh Eni, warga Jatinegara. "Saya bikin sekitar 50 buah sebagai aksi bela NKRI," kata Eni.
Baca Juga:
Kelompok ibu-ibu pengajian yang sudah berkumpul sejak 2005 ini berharap aksi damai bisa berlangsung lancar tanpa hambatan. Dia juga mendoakan agar keinginan para peserta demo bisa dikabulkan oleh Tuhan. "Karena hanya Allah yang bisa mengabulkan doa. Juga hukum ditegakkan, keadilan dinikmati semua orang," tutur Butet.
Aksi damai III merupakan kelanjutan dari aksi demo sebelumnya, yang menuntut agar Gubernur Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok agar dihukum. Sebabnya, Ahok diduga telah menodai agama Islam lantaran mengutip Surat Al-Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu, pada akhir September 2016.
FRISKI RIANA