TEMPO.CO, Jakarta – Kepolisian Daerah Metro Jaya bersama Komando Daerah Militer Jaya menggelar apel gelar pasukan di Silang Monumen Nasional, Jakarta. Ratusan pasukan dari Polda dan Kodam dari berbagai satuan, seperti Brigadir Mobil, ikut ambil bagian.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan apel gelar pasukan bertujuan memeriksa kesiapan pasukan serta sarana dan prasarana untuk mengawal jalannya Aksi Super-Damai pada Jumat, 2 Desember 2016.
”Pasukan yang ada untuk melayani,” ucap Iriawan di Jakarta, Kamis, 1 Desember 2016. Tak hanya melihat kesiapan pasukan, aparat keamanan juga sudah menyiapkan fasilitas bagi massa yang akan menggelar doa, zikir, dan salat Jumat.
Berbagai fasilitas itu berupa sajadah, karpet, tempat wudu, dan toilet. “Khawatir dehidrasi, stroke, kami siapkan ambulans dan rujukan rumah sakit,” kata Iriawan. Ia pun berharap jalannya aksi damai akan tertib dan lancar.
Lebih lanjut, Kepala Polda menyatakan pasukan yang menjaga jalannya aksi tidak dilengkapi dengan senjata api.
Menurut Iriawan, personel kepolisian yang dilengkapi senjata api hanya mengamankan obyek-obyek vital, seperti gedung parlemen, Istana Presiden, perkantoran, dan pusat ekonomi. “Selektif penggunaannya. Pelurunya juga hampa dan peluru karet,” ucapnya.
Ia menjelaskan, bila terjadi aksi kriminal, seperti kerusuhan, aparat akan bertindak sesuai dengan prosedur yang ada.
Sedangkan untuk lokasi yang mendapat perhatian khusus, Iriawan menyebutkan, di antaranya adalah pusat perbelanjaan Glodok, Penjaringan, dan Atrium Senin. “Pengawalan rumah Pak Ahok seperti biasa,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal TNI Teddy Laksamana menuturkan ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan dengan detail kepada publik.
Meski demikian, aparat keamanan akan dengan sigap menjaga keamanan dan kenyamanan peserta aksi damai. “Kalau kami bantu Polri,” kata Teddy.
ADITYA BUDIMAN