TEMPO.CO, Bangkalan - Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, memburu dua kelompok begal bersenjata api. Kelompok pertama diidentifikasi menggunakan pistol "dublis". Bila pemicu senjata ditarik, tidak ada peluru yang keluar, tapi menimbulkan suara letusan yang cukup keras. "Digunakan untuk menakut-nakuti korban," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal, Polres Bangkalan, Inspektur Satu Anton Widodo, Rabu, 30 November 2016.
Anggota kelompok pistol dublis ini, kata dia, lebih dari tiga orang. Sasaran utamanya tempat kos mahasiswa di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura di Desa Tellang, Kecamatan Kamal. Terungkapnya kelompok ini setelah mereka kepergok seorang petugas keamanan saat hendak mengambil sepeda motor di salah satu tempat kos. Pelaku sempat menodongkan pistol dan menembak sang satpam sebelum akhirnya kabur.
"Satpamnya tidak luka karena memang enggak ada pelurunya, hanya buat menakut-nakuti," tutur Anton.
Baca juga:
Habis Begal Malah Lari ke Kantor Polisi, Azis pun Ditangkap
Kisah Menteri Sri Mulyani dan 'Tamu Istimewa'-nya
Anton menambahkan, polisi kesulitan melacak kelompok ini. Pertama, karena jam operasinya kebanyakan dinihari, sehingga para korban baru sadar kehilangan motor pada pagi harinya. Hambatan kedua adalah minimnya CCTV. Mayoritas tempat kos tak dilengkapi kamera pengawas. Dia menambahkan, ciri lain kelompok ini adalah semua gembok pagar yang berhasil dijebol ikut dibawa. Hal ini juga menyulitkan polisi melakukan identifikasi. "Pemilik kos harus pasang CCTV, demi kebaikan bersama," katanya.
Kelompok begal kedua, Anton melanjutkan, biasa membawa pistol airsoft gun. Kelompok ini tidak hanya begal kendaraan, tapi juga membobol rumah. Wilayah operasinya di Kota Bangkalan. Dia yakin kelompok ini adalah dua pencuri yang menembak anggota Satuan Intelijen Polres Bangkalan, Ipda Nurkholis, beberapa waktu lalu. Nurkholis ditembak setelah memergoki dua pencuri masuk ke pekarangan rumah tetangganya.
"Kami sudah menyebar anggota, dari Kelurahan Mlajah sampai Kamal, untuk menangkap dua kelompok ini," ucap Anton.
MUSTHOFA BISRI