TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri mengungkap temuan soal orang-orang yang diduga menyusup dalam Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016. Polisi menyebut mereka sebagai fasilitator dan pengirim warga Indonesia ke Suriah serta perencanaan teror yang memanfaatkan unjuk rasa 4 November.
Mereka, di antaranya Saulihun alias Abu Nusaibah, 30 tahun, Wandi Supandi alias Abu Usama (39), Wahyu Widada alias Umar Karim (38), Dimas Adi Saputra alias Abu Khotob (25), Agus Setiawan alias Abu Arkham (31), Fuad Zaki R alias Abu Ibrahim (23), Ibnu Aji Maulana alias Haris Rahman (19), Reno Suhartono alias Kholid alias Jack (25), serta Zubeir alias Abu Musa (19).
"Dasarnya, mereka adalah grup-grup yang mempersiapkan diri berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS," kata Boy di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2016. "Jadi target mereka bagaimana bergabung dalam unjuk rasa, tapi perjuangannya untuk mewujudkan Daulah Islamiyah."
Boy menjelaskan, para tersangka ini membawa motto sama dengan motto ISIS atau Jamaah Ansharu Daulah, yaitu "Lebih baik jadi serigala 1 hari dari pada jadi kambing sepanjang masa".
Menurut Boy, kelompok-kelompok ini bahkan telah memetakan lokasi strategis untuk membuat teror. Motivasinya, mereka ingin memanfaatkan kerusuhan sekaligus ikut dalam peristiwa itu agar misi mereka bisa diwujudkan. "Daulah Islamiyah adalah motif politik, bukan sekadar motif teror dan sebagainya," ujar Boy.
Apabila berhasil, rencana mereka adalah mengibarkan bendera. "Malam itu, jelas mereka sudah melakukan pengorganisasian di Penjaringan, depan Istana, dan DPR," kata Boy. "Kami berusaha mencegah itu tidak terjadi."
REZKI ALVIONITASARI