TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo sebenarnya dijadwalkan memimpin dua rapat terbatas yang sudah diagendakan pada Rabu sore, 30 November 2016.
Ratas pertama bakal membahas tentang tata niaga dan produk tekstil. Berikutnya, ratas mengenai pengembangan sumber air dan alat mesin pertanian serta permodalan petani melalui kredit usaha rakyat. Namun kedua ratas itu batal digelar.
Presiden Jokowi rupanya memilih mendatangi acara penutupan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Tangerang. Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar
mengapresiasi sikap yang diambil presiden. "Pak Presiden membatalkan acaranya untuk datang ke sini. Itu pesan penting buat kami sebagai pemuda Islam," kata dia di Hotel Narita, Tangerang, Rabu, 30 November 2016.
Dahnil menegaskan, pemuda Muhammadiyah akan menjaga keberagaman yang
ada di Indonesia. Tak hanya itu, mereka mengklaim akan berkomitmen penuh menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Kalau ada makar, kami siap ada di belakang NKRI dan demokrasi," kata dia.
Saat mengawali sambutan, Dahnil menyerukan takbir Allahu Akbar tiga kali di hadapan ratusan pemuda Muhammadiyah. Dalam acara itu, juga hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agama Lukman Hakim, dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir. "Ketika meneriaki takbir, kami dituduh radikal. Padahal itu yang memerdekakan kita," kata Dahnil.
Tak mau ketinggalan, Presiden Jokowi pun meneriakkan takbir tiga kali yang diikuti para hadirin. Dalam pidatonya, Jokowi kembali mengingatkan tentang pentingnya menjaga keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia. "Ini harus kita rawat dan jaga," ucapnya.
Presiden juga meminta pemuda agar bijak menggunakan media sosial. Dia mengatakan sikap mengadu domba, mencela, dan menyebar fitnah tak layak diumbar di ruang publik. Jokowi berharap para pemuda melakukan dakwah lewat media sosial. "Dengan akhlak karimah. Sehingga, yang saya sebut tadi bisa hilang," ucapnya.
ADITYA BUDIMAN