TEMPO.CO, Bandung - Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi Mayor Jenderal Muhammad Hernida menghimbau masyarakat agar tidak berangkat ke Jakarta mengikuti unjuk rasa 2 Desember 2016. “Kalau nanti masyarakat ke sana, kalau ada apa-apa, sulit dikendalikan. Itu saja intinya,” kata dia di Bandung, Selasa, 29 November 2016.
Menurut Hernida proses hukum terhadap calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama dalam perkara penodaan agama sudah dilaksanakan oleh polisi. “Kami mengimbau masyarakat supaya tidak datang ke Jakarta. Buat apa ke sana, mau Jumatan di sini juga sudah banyak masjid kok,” kata dia.
Hernida menuturkan kendati situai relatif kondusif, namun aparat keamanan mesti tetap waspada. Pengamanan di wilayahnya juga masih dilakukan seperti biasa. “Masih kondusif, tapi kami tidak boleh lengah. Benih-benih perpecahan itu ada, cuma kita harus selalu siap,” kata dia.
Hernida berujar upaya menyikapi benih perpecahan itu salah satunya dengan menggelar apel kebangsaan di Lapangan Gasibu, Bandung, Rabu, 30 November 2016. “Kita ingin menunjukkan pada semua masyarakat bahwa siapapun yang mengganggu NKRI akan berhadapan dengan masyarakat, bukan hanya dengan TNI-Polri saja,” kata dia.
Baca: Komisi Agama Berharap Demo 212 Tak Disusupi Isu Makar
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar apel kebangsaan pada 30 November 2016 di Lapangan Gasibu dengan mengumpulkan semua organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan.
“(Apel kebangsaan) ini kami lakukan dalam rangka mengokohkan kebangsaan kita, nasionalisme kita, persatuan kita. Makanya judulnya ‘Indonesia Milik Kamu, Milik Saya, dan Milik Kita Bersama’,” ucapnya di Bandung, Senin, 28 November 2016.
Aher—sapaan Ahmad Heryawan—menuturkan apel kebangsaan sengaja dilakukan sebagai upaya menjaga keutuhan negara. “Ini negara luar biasa. Adakah negara lain yang punya 17 ribu pulau, bahasa daerah sebanyak 682? Tidak ada. Ini prestasi founding-fathers yang sangat luar biasa,” ujarnya.
AHMAD FIKRI