TEMPO.CO, Jakarta – Sejumlah polisi berjaga di Stasiun Kota Baru Malang, Selasa, 29 Desember 2016. Mereka mengantisipasi massa yang akan mengikuti Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016. “Ada 39 personel, bersiaga dan mengawasi penumpang menuju Jakarta,” kata Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional Satuan Bimas Polres Malang, Inspektur Satu Jatminto.
Polisi mengawasi setiap penumpang yang masuk stasiun dan mengontrol sekitar stasiun. Bukan hanya petugas berseragam, sejumlah polisi berpakaian sipil juga mengawasi para penumpang.
Pemeriksaan penumpang dilakukan petugas keamanan internal PT Kereta Api. Terutama untuk memeriksa barang bawaan dari berbagai barang berbahaya, seperti senjata tajam dan bahan peledak. “Belum ada temuan. Tak ada senjata tajam ataupun bahan peledak,” ujar Jarminto.
Kepala Stasiun Kota Baru Malang Suprapto mengatakan pemeriksaan penumpang dilakukan atas instruksi kepolisian. “Biasanya tak ada pemeriksaan barang bawaan,” ucapnya. Sejauh ini pemeriksaan penumpang tak menemukan barang peledak dan berbahaya.
Suprapto mengatakan jumlah penumpang relatif stabil, tak ada peningkatan berarti. Lonjakan jumlah penumpang biasa terjadi pada akhir pekan. Diperkirakan, penumpang yang akan pergi mengikuti aksi berangkat hingga 1 Desember mendatang.
Gerakan Aswaja Malang (Gamal) bakal memberangkatkan para peserta aksi ke Jakarta. Mereka menumpang 10 bus dan sejumlah minibus. “Besok Rabu pagi berangkat ke Jakarta,” kata juru bicara Gamal, Hisa Al Ayubi Solahuddin.
Setiap hari, sebanyak lima kereta berangkat dari Malang ke Jakarta. Kereta itu meliputi kereta kelas ekonomi Jayabaya dan Matarmaja serta kelas eksekutif Majapahit, Bima, dan Gajayana.
EKO WIDIANTO