TEMPO.CO, Madiun - Salah satu korban tewas kecelakaan jatuhnya helikopter Bell 412 EP milik TNI Angkatan Darat dalam perjalanan dari Bandar Udara Juwata, Tarakan, ke Long Bawan, Malinau, Kalimantan Utara, Kamis, 24 November 2016, merupakan warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Dia adalah Letnan Satu (CPN) Ginas Sasmita Aji, 27 tahun, warga Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng.
“Kepastiannya (kabar itu) tadi malam. Saya ditelepon dari kesatuannya dan diberi tahu bahwa anak saya gugur dalam menjalankan tugas,” kata Suwardi, 53 tahun, ayah kandung Ginas, Senin, 28 November 2016.
Kabar terakhir yang diterima pihak keluarga, jenazah telah dievakuasi. Hingga Senin siang, proses identifikasi masih berlangsung di rumah sakit. Dalam waktu dekat, jenazah korban akan dipulangkan ke rumah duka. “Kalau bisa, jenazah dimakamkan di Madiun. Saya sudah minta kepada menantu, tapi sepertinya keberatan,” ucapnya.
Bonita, istri Ginas, ingin jenazah almarhum dimakamkan di Yogyakarta. Sebab, Yogyakarta dekat dengan keluarga besarnya. Karena itu, keputusan tentang lokasi pemakaman diserahkan kepada istri Ginas karena lebih berwenang. “Pemulangan jenazah diurus TNI,” tuturnya Suwardi.
Menurut Suwardi, helikopter nahas itu hendak mengirim logistik pasukan pengamanan di daerah perbatasan RI-Malaysia. Pada Kamis pekan lalu, kendaraan udara milik TNI AD itu sempat kehilangan kontak. Kala itu, pihak keluarga sudah mendapatkan informasi tentang kecelakaan tersebut.
Suwardi bingung. Dia berusaha mencari informasi selengkapnya tentang kondisi yang menimpa Ginas. Beberapa kerabat yang bertugas sebagai anggota TNI AD dihubungi. Hingga akhirnya Ginas dipastikan meninggal pada Minggu malam kemarin.
Ginas merupakan anak pasangan Suwardi dan Sukarti. Almarhum meninggalkan seorang istri dan anak laki-laki yang masih berusia 10 bulan. Adi Suwarto, kerabat korban, menuturkan, semasa hidup, Ginas dikenal sebagai pribadi yang baik dan perhatian terhadap keluarga. “Kalau pulang, dia selalu bersilaturahmi ke saudara-saudara,” kata Adi.
NOFIKA DIAN NUGROHO