INFO JABAR - Cabai merupakan komoditas sayuran yang cukup strategis. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), konsumsi cabai per kapita per tahun di Indonesia relatif stabil, dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,81 persen per tahun.
“Harga cabai dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan sehingga cukup mengganggu dan ikut mendorong inflasi,” kata Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman pada Pencanangan Gerakan Nasional Penanaman 50 Juta Pohon Cabai (Gertamcabe) di Pekarangan, di Lapangan Divisi Infanteri 1 Kostrad Cilodong, Depok, Selasa, 22 November 2016.
Baca Juga:
Menurut dia, gerakan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk mengajak masyarakat menanam cabai agar dapat memenuhi kebutuhan rumah tangganya sendiri, sehingga saat harga cabai naik, tidak ada kekhawatiran berlebih.
Untuk menyukseskan gerakan tersebut, Kementerian Pertanian melibatkan Tim Penggerak PKK Pusat dan Daerah. “Ibu-ibu diharapkan bersedia menanam pohon cabai setidaknya 20 batang di rumahnya. Bibit dan polybag akan kami siapkan secara gratis,” kata Amran.
Amran mengatakan terdapat 10 juta hektare lahan pekarangan di seluruh Indonesia yang kebanyakan tidak termanfaatkan. Dari jumlah tersebut, dia menargetkan setidaknya 20 persen dapat ditanami cabai oleh masyarakat Indonesia.
Baca Juga:
Program Gertamcabe memerlukan bantuan ibu-ibu rumah tangga. Amran menyebutkan, terdapat 126 juta wanita dan 67 juta rumah tangga Indonesia.
“Bisa dibayangkan kalau 60 juta keluarga saja menanam 20 batang pohon per rumah tangga, hasilnya bisa menghasilkan Rp 30 triliun. Kalau ibu-ibu bergerak bersama-sama, selesai urusan bangsa kita,” ujar Amran.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi cabai di Indonesia. Kontribusi Jawa Barat mencapai 22,54 persen atau terbesar secara nasional.
Berdasarkan data angka tetap hortikultura tahun 2014, Kabupaten Garut merupakan sentra produksi utama cabai besar di Jawa Barat, dengan produksi tahun 2014 sebesar 80,00 ribu ton atau 34,74 persen dari total produksi cabai besar di Jawa Barat, diikuti Cianjur 25,96 persen, Kabupaten Tasikmalaya 7,55 persen, dan Kabupaten Bandung 6,85 persen.
Menurut Deddy, untuk meningkatkan volume ekspor cabai Indonesia, terutama ke negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Jepang, yang selama ini menjadi negara tujuan ekspor cabai terbesar asal Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus berupaya mendorong produktivitas cabai di semua kabupaten/kota di Jawa Barat.
“Alhamdulillah, pada periode Januari-Desember musim tanam 2016, di Jawa Barat berhasil direalisasikan luas panen cabai rawit sebesar 9.153,25 hektare dari luas tanam 9.635 hektare. Tingkat produktivitas yang dicapai sebesar 132,36 kuintal per hektare, serta total produksi sebesar 121.157,62 ton,” kata Deddy.
Untuk cabai merah, dari luas tanaman 21.536 hektare, luas panennya sebesar 20.459,2 hektare, dengan tingkat produktivitasnya 139,46 kuintal per hektare, dan total produksi sebesar 285.337,17 ton.
“Kami sangat berharap gerakan nasional yang dicanangkan Bapak Menteri pada hari ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh komponen masyarakat di Jawa Barat, untuk bersama-sama mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan pekarangan, baik pekarangan rumah, sekolah, kantor, gedung, dan sebagainya,” ucap Deddy. (*)