TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Madya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan internal terhadap anggota Pasukan Khas (Paskhas) yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba dari Taiwan yang diungkap Badan Narkotika Nasional (BNN) serta Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pekan lalu.
Penyelidikan itu, ucap dia, untuk melengkapi pengusutan yang dilakukan BNN. "Masih didalami, tapi tidak mudah karena anggota yang terlibat langsung sudah meninggal," ujar Hadiyan saat dicegat di Istana Kepresidenan, Selasa, 22 November 2016
Sebagaimana diberitakan pekan lalu, BNN berhasil mengungkap operasi pengedar narkotik internasional yang melibatkan anggota Paskhas berinisial ZA dan warga Taiwan berinisial HCHL. ZA merupakan anggota Paskhas Wing 1 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.
Keduanya tertangkap basah tengah membawa puluhan bungkus sabu-sabu dengan berat 100 kilogram. Adapun ZA tewas dalam operasi penangkapan itu karena ditembak mati saat melakukan perlawanan terhadap anggota BNN.
Hadiyan menuturkan penelusuran internal dilakukan untuk memastikan ada-tidaknya anggota atau pimpinan Paskhas yang membantu ZA dalam melakukan operasinya. Apalagi ZA terlibat jaringan pengedar narkotik besar yang berskala internasional.
Penelusuran dilakukan melalui HCHL yang masih hidup. Seandainya ZA masih hidup, tutur Hadiyan, penelusuran akan lebih mudah. "Kami mencoba mengorek keterangan dari satu yang masih hidup nanti," ucap Hadiyan.
Ditanyai, apakah sudah ada indikasi awal perihal keterlibatan anggota Paskhas lain, Hadiyan menyatakan belum ada. Hadiyan bahkan mengatakan rekam jejak ZA tergolong bersih, sehingga sulit dipercaya ia terlibat operasi pengedaran narkotik.
"Biasa-biasa saja rekam jejaknya. Masuk Paskhas pun itu pilihan. Kami punya keterbatasan untuk mengawasi anggota-anggota kami," ujar Hadiyan.
ISTMAN M.P.
Baca juga:
Wiranto: Ucapan Ahok Timbulkan Prahara di Bumi Indonesia
Polisi Selidiki Akun Penyebar Provokasi Demo 2 Desember
Aksi Bela Islam Dinilai Tak Jelas, Busyro: Buat Apa Diikuti