TEMPO.CO, Makassar - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Makassar, Rocky Azikin, menyatakan pihaknya melanjutkan pencarian korban tenggelamnya kapal kayu, Cahaya Putri Abadi, di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. "Delapan orang tim kami sedang menuju ke lokasi," ujarnya kepada Tempo, Senin, 21 November 2016.
Menurut Rocky, pencarian sudan dilakukan sejak Minggu siang, 20 November 2016. Namun sempat dihentikan. Jauhnya lokasi tenggelamnya kapal membuat tim belum bisa menjangkaunya. Tim Basarnas harus singgah dulu di Pulau Jampea.
Kapal itu tenggelam Sabtu siang, 19 November 2016. Kapal diketahui mengangkut 100 ekor sapi, kambing dan kuda. Peristiwa itu baru diketahui pada Minggu siang, 20 November 2016, setelah nelayan setempat menyelamatkan enam orang penumpang dan awak kapal.
Kapal itu berangkat dari Nusa Tenggara Timur sejak Kamis, 17 November 2016. Rencananya, kapal kayu itu akan merapat di pelabuhan Bungeng, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
Dari sepuluh orang yang berada di atas kapal, empat di antaranya masih hilang. Adapun enam penumpang, ABK dan juragan kapal telah dievakuasi ke Puskesmas Kecamatan Pasimarannu, Selayar.
Rocky menjelaskan, pencarian masih akan dilakukan di seputar lokasi terakhir kapal tenggelam. Tim Basarnas dibantu oleh para nelayan dan tim penyelamat dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar. "Belum dilakukan pencarian melalui udara," ucapnya.
Kepala Kepolisian Resor Kepulauan Selayar, Ajun Komisaris Besar Eddy Suryantha Tarigan, menyatakan kondisi enam korban yang selamat berangsur membaik. Mereka sudah bisa diajak berkomunikasi. "Dari mereka kami dapatkan data-data soal kapal itu," tuturnya.
Berikut data korban kapal karam di Selayar.
Korban selamat:
1. Ramli, 50 tahun, juragan kapal
2. Azis alias Sisi, 34, penumpang.
3. Wawan, 18, anak buah kapal
4. Hasrul, 18, ABK
5. Baddu, 53, penumpang
6. Edi, 29, ABK
Korban hilang
1. Hamzah, 28, ABK
2. Nasir, 54, ABK
3. Andi Patiroi, 34, penumpang
4. Satu belum diketahui identitasnya.
ABDUL RAHMAN