TEMPO.CO, Tuban - Tiga dari 15 nelayan yang hilang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, Minggu sore, 20 November 2016. Jenazah tiga nelayan ditemukan tak jauh dari Kapal Motor Mulya Sejati yang terbelah akibat ditabrak Kapal Thailand MV Thaison IV.
Kepala Seksi Operasional Basarnas Surabaya Gusti Anwar mengatakan tiga jasad ditemukan setelah tim gabungan mengintensifkan pencarian di sekitar bangkai Kapal Motor Mulya Sejati, tak jauh dari Pelabuhan Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban.
Begitu badan kapal digeser, kata dia, tiga korban menyembul dari air. Padahal pencarian dengan helikopter dan kapal motor sempat dilakukan. Ketiga korban akhirnya dievakuasi dan dibawa ke daratan sekitar pukul 14.15 waktu setempat.
Pencarian para korban melibatkan Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Direktorat Polisi Air Kepolisian Daerah Jawa Timur, dan nelayan lokal, mulai Minggu pagi hingga petang. ”Masih diteruskan,” ujar Gusti Anwar di Tuban, Minggu sore.
Sebab, masih ada 12 nelayan yang hilang di perairan laut Jenu, Tuban, pada 19 November 2016. Pencarian bakal berlanjut hingga Senin 21 November 2016. Sebelum kecelakaan, Kapal MV Thaison IV dengan 22 orang awak berlayar menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Posisinya sekitar 8 mil di sebelah utara pelabuhan TPPI. Sedangkan Kapal Mulya Sejati dengan 27 orang nelayan sedang lego jangkar, penumpangnya tidur.
Sebanyak 12 korban sudah ditemukan dalam keadaan selamat. Sementara itu, 15 nama anak buah kapal (ABK) kapal Indonesia masih belum diketahui nasibnya. Adapun tiga jasad yang ditemukan belum diketahui identitasnya.
Nama kelima belas korban tabrakan kapal ini adalah Anto, Jarto, Wanidi, Rasiti, dan Warno, berasal dari Kabupaten Pekalongan. Kemudian, Cahyono dan Purnomo, keduanya berasal dari Ngerang. Joko Purnomo berasal dari Pasucen, Trangil, Pati. Nur Slamet dari Margotuwu, Sunardi dari Telogomojo, serta Karjani dari Rembang, lalu Bayu dari Kabupaten Kudus. Dalam daftar pencarian juga ada tiga orang yang berasal dari Kudus dan dua dari Gembong, tapi identitasnya tidak ada.
“Datanya sudah kami sebarkan,” ujar Kepala BPBD Tuban Joko Ludiono dalam keterangannya, Minggu.
SUJATMIKO