TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pemberdayaan Petani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Muhammad Arum Sabil membantah telah memobilisasi dan membayar massa senilai Rp 150 ribu untuk ikut festival Bhinneka Tunggal Ika yang diselenggarakan di Jalan Medan Merdeka Selatan. "Kayaknya enggak ada (memobilisasi massa), enggak ada," katanya saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 19 November 2016.
Menurut Arum, HKTI tak pernah mengerahkan petani untuk kegiatan politik. Apalagi berangkat ke Jakarta untuk mengikuti parade Bhinneka Tunggal Ika di pelataran Monumen Nasional pada Sabtu pagi. Selama ini, HKTI hanya konsentrasi untuk mengangkat isu-isu pertanian di Indonesia.
Dia juga membantah adanya pemberian uang senilai Rp 150 ribu kepada setiap orang yang datang di acara festival Bhinneka Tunggal Ika. Kemungkinan organisasi itu bukan Himpunan Kerukunan Kelompok Tani Indonesia, melainkan organisasi lain yang mengatasnamakan HKTI.
Baca Juga: Parade Bhinneka Tunggal Ika Diikuti Ribuan Orang
Sebelumnya, seorang anggota HKTI bernama Dadang asal Bandung mengaku ditawari berangkat ke Jakarta untuk mengikuti festival Bhinneka Tunggal Ika. Festival tersebut dihadiri sekitar 30 ribu massa. Dadang mengaku mendapat uang Rp 150 ribu dan makanan dari koordinator HKTI.
Arum membantah pernyataan itu. Dia bakal menyelidiki siapa yang mengatasnamakan HKTI untuk memobilisasi massa bertolak ke Jakarta. "Karena kami tidak mengirimkan massa," ujar dia.
Di sejumlah sudut taman Monumen Nasional juga terlihat orang-orang membagikan uang dengan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Rata-rata setiap orang mendapatkan uang Rp 150-200 ribu. Uang itu dibagikan secara terbuka di tempat publik.
Lihat Video: Demo Parade Bhinneka Tunggal Ika, Ada Bagi-bagi Logistik
Penggagas festival Bhinneka Tunggal Ika, Nong Darol Mahmada, masih belum menanggapi terkait dengan pembagian uang kepada peserta aksi. Sebelumnya, ia hanya mengatakan peserta festival Bhinneka Tunggal Ika mencapai 30 ribu dari berbagai daerah. Mulai dari Jawa Barat, Papua, Kalimantan, hingga Sumatera.
Rencananya festival semacam ini akan terus diadakan di daerah-daerah. Di Jakarta ini adalah kali pertama diselenggarakan. Nong sangat kagum dengan animo masyarakat yang datang. Peserta yang datang dari etnis Cina, Jawa, Bugis, Batak, Dayak, dan lain sebagainya.
AVIT HIDAYAT