TEMPO.CO, Surabaya - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika membantah beredarnya informasi yang mengatasnamakan lembaganya soal gempa bumi dan tsunami yang bakal terjadi di sejumlah kota di Jawa Timur. Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Musripan menyatakan informasi palsu tersebut meresahkan masyarakat.
"Pimpinan BMKG menyatakan berita itu tidak benar dan BMKG tidak pernah membuat berita tersebut," kata Musripan dalam siaran persnya, Jumat 18 November 2016.
Adapun informasi palsu itu menyatakan gempa bumi dengan kekuatan skala 8,6 SR akan menyebabkan tsunami terjadi pada Jumat 18 November 2016 di daerah pesisir pantai Selatan perti Malang, Jember, Banyuwangi, Pacitan, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Pacitan, dan lain-lain. "Berita tersebut dibuat mengatasnamakan BMKG," ucap Musripan.
Dia menegaskan bahwa berita itu isu yang membohongi masyarakat dan tidak punya dasar ilmiah yang jelas. Menurutnya, sampai saat ini gempa bumi tektonik belum bisa diprediksi secara ilmiah dengan baik. Bahkan, dari sekian kali isu akan terjadi gempa bumi, tidak satupun yang terbukti. "Oleh karenanya isu-isu selanjutnya tidak perlu dihiraukan," kata Musripan.
Berita hoax yang mengatasnamakan BMKG tersebut beredar melalui media sosial dan aplikasi komunikasi seperti whatsapp. Informasi palsu itu muncul sekitar sehari setelah terjadinya gempa 6,2 skala Richter mengguncang beberapa kota di Jawa Timur, Rabu malam 16 November 2016. Ihwal gempa yang terjadi Rabu malam, sumbernya terletak di posisi 9,32 derajat Lintang Selatan 13,12 derajat Bujur Timur, dengan berkedalaman 69 kilometer.
Gempa 16 November itu terjadi pada pukul 22.10, yang berpusat sejauh 127 kilometer sebelah tenggara Malang. Dari Lumajang, gempa berjarak 136 kilometer sebelah barat daya. Dari arah Jember, gempa terletak pada 142 kilometer sebelah barat daya. Sementara dari arah Surabaya, terletak sejauh 232 kilometer sebelah tenggara. BMKG telah menyatakan tidak ada potensi tsunami.
Gempa itu dirasakan di beberapa kota di Jawa Timur seperti Malang, Lumajang, Pacitan, Madiun, Magetan, Surabaya, bahkan Banyuwangi. Tidak ada korban jiwa. Namun 31 rumah di wilayah selatan Malang mengalami kerusakan.
NIEKE INDRIETTA