TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Obat Murah (KOM) menyambut positif gerak cepat Kementerian Kesehatan menggelar tender pengadaan obat hepatitis C, Sofosbuvir. Upaya ini dilakukan untuk pengobatan sekitar 6.000 pasien yang terinfeksi virus mematikan tersebut.
“Tender ini menunjukkan Kementerian Kesehatan serius menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia dari ancaman epidemi hepatitis C," kata Direktur Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana, yang juga juru bicara Koalisi Obat Murah, dalam siaran persnya, Jumat, 18 November 2016.
Aditya mengatakan upaya Kementerian ini adalah langkah awal yang ditunggu jutaan pengidap hepatitis C. Epidemi tersebut dianggap telah menjadi “pembunuh senyap” bagi puluhan ribu nyawa di Indonesia serta jutaan lainnya di seluruh dunia. Hepatitis C adalah virus yang menyebabkan pengerasan organ hati (sirosis) sehingga menyebabkan kematian.
Saat ini diperkirakan tiga juta penduduk Indonesia mengidap hepatitis C. Penyakit tersebut telah menyebabkan kematian lebih dari 15 ribu pasien setiap tahun di Indonesia. Namun sekarang hepatitis C sudah bukan merupakan penyakit yang menyeramkan karena telah ada obat yang sangat efektif menyembuhkan penyakit ini hingga tuntas. Sofosbuvir, yang merupakan obat dari golongan Direct Acting Antiviral (DAA) ini, bahkan telah direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai obat esensial bagi penyakit hepatitis C.
Bersama kombinasi Ribavirin, Sofosbuvir diketahui memiliki tingkat efektivitas menyembuhkan penyakit hepatitis C lebih dari 95 persen. Pada 1 Juli 2016, obat ini telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga:
Aditya mengatakan pihaknya meminta proses tender pengadaan obat ini berjalan dengan transparan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. “Kami berharap obat yang akan dibeli pemerintah adalah Sofosbuvir generik,” ujarnya. Harganya hanya 0,5 persen dari harga obat versi paten. Dengan membeli obat versi generik, pemerintah akan mampu membeli obat lebih banyak guna mengobati lebih banyak pasien dibanding membeli obat versi paten.
Sofosbuvir versi paten diketahui dijual di pasaran dengan harga Rp 13 juta per butir. Sedangkan Sofosbuvir generik bisa didapatkan di India dengan harga hanya Rp 52 ribu per butir, sudah termasuk pasangannya, Ribavirin. Perbedaan harga yang signifikan ini, kata Aditya, turut menjadi perhatian pula dari Koalisi Obat Murah. Aktivis kesehatan di seluruh dunia yang merasa bahwa perusahaan pemilik paten obat Sofosbuvir bertindak sewenang-wenang menetapkan harga tanpa mempedulikan keberlangsungan nyawa pengidap hepatitis C.
AMIRULLAH