TEMPO.CO, Kutai Kartanegara - Permakaman Kristen Putaq, Desa Loa Janan Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, dipadati ratusan orang yang ingin mengantarkan kepergian Intan Olivia Banjarnahor.
Mereka yang merupakan pelayat ini ternyata ingin melakukan penghormatan terakhir bagi bocah berusia 2,5 tahun, yang menjadi korban bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu, 13 November 2016.
Setelah terkena bom molotov, Intan sempat dirawat di rumah sakit dengan luka bakar 80 persen di tubuhnya selama 17 jam, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Baca: Bom Samarinda: Saat Diana Merelakan Kepergian Intan
Para pelayat pun rela menempuh jarak 10 kilometer dari rumah duka di Jalan Jati 3, Samarinda, untuk melihat sosok terakhir Intan. Begitu sampai pusara, tangis pun meledak. Terutama dari kedua orang tua Intan, Anggiat Tumpak Banjarnahor dan Diana Susan Boru Sinaga.
"Saya tak menyesal dia lahir dari rahim saya. Dia sangat mulia, putri kecil saya ini anak Tuhan," ujar Diana, Selasa, 15 November 2016.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur dan Utara Inspektur Jenderal Safaruddin serta Panglima Kodam VI Mulawarman Mayor Jenderal Johny Lumban Tobing juga mengantarkan Intan. Mereka berdua juga mengutarakan turut berduka cita dan seperti merasa kehilangan anak sendiri.
Simak: Pangdam dan Kapolda Antar Jenazah Intan ke Permakaman
Senin malam lalu, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, ratusan orang menggelar doa bersama dan membakar 1.000 lilin untuk mendoakan Intan. Penggagas acara ini, Alfred Son, mengatakan aksi ini merupakan wujud seruan solidaritas dan rasa belasungkawa. Acara juga sengaja dilakukan di Gong Perdamaian, karena saat ini perdamaian dan toleransi antarumat beragama di Indonesia perlu ditingkatkan.
Di media sosial, Twitter, ucapan belasungkawa pun dilontarkan netizen. Bahkan nama Intan Olivia sempat menjadi kata yang banyak dicuitkan.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan duka citanya. "Tidak ada kata yang dapat menggambarkan betapa dalam rasa duka saya atas meninggalnya Intan. Itu sudah di luar batas kemanusiaan," ujarnya.
Lainnya: Warga Kupang Bakar 1.000 Lilin bagi Korban Bom Samarinda
Jokowi juga sudah menginstruksikan polisi untuk mengusut perkara pengeboman. Dia juga memerintahkan Komandan Kodim dan Korem turut memberikan rasa aman kepada masyarakat di tengah potensi-potensi serangan kelompok radikal.
"Dalam 1-2 hari ini, kami akan menyiapkan sebuah narasi besar agar masyarakat betul-betul merasakan ketenangan, bukan kekhawatiran," kata Jokowi.
HUSSEIN | FIRMAN HIDAYAT | ISTMAN M.P | YOHANES SEO