Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengkritik, Lembaga Pers Mahasiswa Tamansiswa Dibreidel  

image-gnews
Sejumlah atribut aksi peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia atau World Press Fredom Day 2016 di alun-alun tugu Malang, Jawa Timur, 3 Mei 2016. Sejumlah aliansi jurnalis turut berpartisipasi dalam aksi ini, yaitu Jurnalis Malang Raya dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan Perhimpunan Pers Mahasiswa Malang. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Sejumlah atribut aksi peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia atau World Press Fredom Day 2016 di alun-alun tugu Malang, Jawa Timur, 3 Mei 2016. Sejumlah aliansi jurnalis turut berpartisipasi dalam aksi ini, yaitu Jurnalis Malang Raya dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Pewarta Foto Indonesia (PFI) dan Perhimpunan Pers Mahasiswa Malang. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Umum Lembaga Pers Mahasiswa Pendapa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Yogyakarta, Peka Tariska, kecewa terhadap keputusan rektorat yang membredel Pendapa, media kampus yang dipimpinnya. Kabar itu disampaikan Wakil Rektor III Widodo Budi.

"Ki Widodo membenarkan bahwa Pendapa sudah dibekukan oleh rektor dan kantor redaksi Pendapa akan dikosongkan," kata Peka melalui pesan tertulisnya, Selasa, 15 November 2016. Pada saat yang sama, rektorat mengeluarkan surat yang menyatakan pendapa tidak masuk dalam daftar Unit Kegiatan Mahasiswa UST.

Surat itu diserahkan oleh Ki Widodo melalui Majelis Mahasiswa Universitas Atas keputusan itu, Pendapa tidak bisa mendapatkan Surat Keputusan Kepengurusan Pendapa periode 2016-2017 karena tidak disetujui rektorat. Sehingga, dana kemahasiswaan untuk operasional Pendapa tidak bisa dicairkan.

Pembekuan pers mahasiswa ini bukan tanpa sebab. Peka mengatakan pers kampus tak henti-hentinya diintimidasi, diintervensi, bahkan dibredel oleh birokrat kampus. Elite kampus ketakutan ketika pemberitaan terbitan pers mahasiswa akan membentuk kesadaran kolektif yang menggoyahkan kursi kepemimpinan mereka.

Konflik bermula saat pengurus Pendapa mengajukan surat permohonan Surat Keputusan (SK) kepengurusan LPM Pendapa Tamansiswa periode 2016-2017 tai tidak ditanggapi rektorat. Termasuk pengajuan dana pada April lalu. Seharusnya, Pendapa memperoleh dana Rp 23,850 juta dari Rp 300 juta dana kemahasiswaan yang dialokasikan kepada lembaga dan unit kegiatan mahasiswa di UST.

"Proposal ditolak dan dana kemahasiswaan Pendapa hanya bisa diberikan jika pengurus Pendapa membuat pakta integritas," kata Peka. Pendapa menolak membuat pakta integritas.

Keputusan ini disampaikan kepada Wakil Rektor III terdahulu, Hadi Pangestu. Namun, penolakan itu tidak digubris. Akhirnya, Peka mengirimkan surat pernyataannya kepada pihak kampus dan surat permohonan audiensi. "Rektorat menolak permohonan itu," kata Peka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui pesan pendek, Hadi menyatakan ia tidak akan menurunkan SK kepengurusan dan dana kemahasiswaan untuk Pendapa. Alasannya, karena pengurus Pendapa sudah menentukan sikap menolak menandatangani Pakta Integritas.

Tim Redaksi Pendapa pun akhirnya menurunkan wawancara mengenai sikap mengenai tidak diturunkannya SK kepengurusan dan dana kemahasiswaan oleh rektor. Oktober lalu, Pendapa menerbitkan Buletin Pendapa News edisi khusus berjudul Awas! Ada Pembungkaman sebanyak 482 eksemplar.

"Buletin itu disebarluaskan ke seluruh civitas akademika UST. Penerbitan itu didanai pengurus Pendapa," kata Peka.

Pascapenerbitan buletin edisi khusus itu, kampus akhirnya membredel Pendapa. Saat ini, birokrat kampus meminta pengurus untuk mengosongkan kantor redaksi Pendapa. "Kami mohon maaf, karena intimidasi yang tak henti-henti dilakukan oleh Rektorat UST kepada pengurus LPM Pendapa Tamansiswa ini, visi yang dicita-citakan LPM Pendapa Tamansiswa menjadi terhambat."

LARISSA HUDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

4 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

7 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

22 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

42 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

48 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

50 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

55 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

58 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.