TEMPO.CO, Batu - Gereja Katolik Gembala Baik di Jalan Ridwan Nomor 16 Kota Batu diteror bom. Ancaman ledakan bom disampaikan melalui sambungan telepon diterima oleh satpam bernama Agung Susanto.
"Penelpon perempuan, suaranya tenang seperti di dalam ruangan," kata Agung kepada polisi, Senin 15 November 2016.
Telepon kantor berdering, Agung berkisah, sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu tak ada aktivitas peribadatan. Gereja tengah sepi, hanya sejumlah petugas keamanan yang tengah berjaga. "Hati-hati di gereja ada bom. Sebentar lagi meledak," kata Agung menirukan penelpon.
Penelpon perempuan itu mengakhiri pembicaraan dengan suara takbir sebanyak tiga kali. Lalu penelepon diam tak bersuara. Agung berusaha memancing dengan sejumlah pertanyaan tetap tak ada respon. Setelah mendapat ancaman itu, Agung melapor ke petugas Kepolisian setempat.
Baca juga:
Bagaimana Supermoon Terjadi dan Kapan Bisa Dilihat?
Polisi Periksa 19 Saksi Bom Gereja Oikumene Samarinda
Ancaman ini, Agung melanjutkan, tak hanya sekali dialaminya. Sebelumnya pada 2000 sebanyak 40 orang mengendarai sepeda motor juga melakukan ancaman yang sama. Pelaku memancing keributan, setelah itu kondisi gereja kembali normal.
Setelah menerima laporan Agung, sejumlah petugas dari tim penjinak bom Detasemen B Brigade Mobil Ampeldento Kepolisian Daerah Jawa Timur diturunkan. Petugas menyisir seluruh lokasi gedung gereja termasuk tempat misa biasa berlangsung. Hasilnya, polisi tak menemukan ada bahan peledak berbahaya di lokasi tersebut.
"Hasil penyisiran jibom tak ditemukan bahan peledak. Aman," kata Kepala Kepolisian Resor Batu, Ajun Komisaris Besar Leonardus Simarmata.
Petugas Kepolisian juga menutup seluruh areal gereja, dan mengevakuasi para pegawai dan penghuni gereja ke luar gedung. Seluruh ruangan, katanya, telah disterilkan.
Baca juga:
Catat, Ini Dia Saat yang Paling Tepat Amati Supermoon|
Supermoon Pemicu Bencana? Begini Jawaban Kepala LAPAN
Kini, polisi tengah menyelidiki siapa yang melakukan teror bom tersebut. Penyidik polisi telah meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk penerima telepon. Tujuannya untuk mengindentifikasi dan menangkap pelaku. "Kami sedang dalami apakah betul perempuan. Kami kerja sama dengan Telkom untuk melacak penepon," kata Kapolres Batu.
Sejauh ini, polisi belum bisa mengidentifikasi pelaku termasuk menentukan motif teror tersebut. Polisi juga berjaga-jaga di lokasi gereja. Selain itu, polisi melakukan patroli keamanan di sejumlah tempat ibadah. Tujuannya untuk memberikan keamanan bagi warga Batu, apalagi saat ini berbarengan dengan masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah Kota Batu.
EKO WIDIANTO