Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Laporan WWF: Terumbu Karang Sulawesi Tenggara Terancam Rusak  

image-gnews
Seorang turis mancanegara bersama warga melakukan transplantasi (pencangkokan) terumbu karang di kawasan pantai Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, 21 Oktober 2016. Karimunjawa tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik saja, tapi juga dari mancanegara. ANTARA/Yusuf Nugroho
Seorang turis mancanegara bersama warga melakukan transplantasi (pencangkokan) terumbu karang di kawasan pantai Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, 21 Oktober 2016. Karimunjawa tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik saja, tapi juga dari mancanegara. ANTARA/Yusuf Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Kendari – Sebagian besar ekosistem terumbu karang di perairan Sulawesi Tenggara berada dalam kondisi rusak. Berdasarkan hasil Ekspedisi Sulawesi Tenggara yang dilakukan oleh WWF-Indonesia, kerusakan ini ditandai dari rendahnya tutupan karang keras serta tingginya tutupan patahan karang dan tingkat sedimentasi. “Perairan Sulawesi Tenggara berada di bawah ancaman serius akibat meningkatnya aktivitas pertambangan nikel di provinsi ini,” kata Estradivari, Koordinator Konservasi Kelautan WWF-Indonesia, dalam keterangan tertulis, Ahad, 13 November 2016.

Selain itu, ada ancaman blooming bintang laut berduri (crown of thorns/Acanthaster planci), yang mencapai 30 individu per lokasi pengambilan data pada 14–25 Oktober lalu. Selain itu, masih marak penggunaan bom, yang tercatat mencapai tujuh kali letusan di satu lokasi, sehingga mengancam ekosistem terumbu karang. “Sementara di beberapa desa pesisir, tim masih melihat adanya pemanfaatan karang untuk fondasi rumah,” kata Estra.

Meski berada di bawah tekanan, ekosistem pesisir di Sulawesi Tenggara memiliki kesempatan besar untuk pulih. Di beberapa lokasi, tim mencatat jumlah karang keras berukuran kecil yang cukup banyak, tutupan karang keras yang tinggi, gerombolan ikan naso dan barakuda ekor kuning, serta berbagai jenis spesies yang dilindungi, seperti penyu sisik, penyu hijau, penyu belimbing, paus, hiu paus, lumba-lumba, duyung, dan pari manta.

Staf Seksi Konservasi dan Rehabilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara Anung Wijaya mengatakan pihaknya telah melakukan kajian biofisik untuk menilai keterkaitan antarkawasan untuk mengoptimalkan rancangan jejaring kawasan konservasi perairan di Sulawesi Tenggara. Hasil kajian ini merekomendasikan pembentukan tiga kelompok jejaring kawasan konservasi perairan di provinsi ini. “Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Lasolo dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari salah satu kelompok tersebut,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anung menjelaskan, Sulawesi Tenggara, yang didominasi 75 persen perairan, merupakan laut yang potensial dengan keanekaragaman hayatinya. Menurut dia, status KKPD Provinsi Sulawesi Tenggara telah memasuki tahap penyusunan dokumen rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi. “Semoga penetapan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan segera diputuskan,” ujarnya.

AHMAD FAIZ


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya. Foto: Canva
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.


Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Belantara Foundation dan Program Studi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada 10 Agustus. (Belantara)
Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.


Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Herlina Hartanto, Noviar Andayani, dan Meizani Irmadhiany ditemui dalam diskusi bertajuk 'Perempuan Untuk Alam' di Bentara Budaya Jakarta, pada Kamis, 22 Desember 2022. TEMPO
Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.


Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Seekor bayi bekantan yang baru saja lahir di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, bersama induknya. (ANTARA/Firman)
Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.


Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Kondisi terumbu karang di sepanjang garis transek yang dikenal sebagai One Tree Reef, Pulau Capricorn, Great Barrier Reef, Australia, 29 November 2016. Pemutihan terumbu karang merupakan berubahnya warna alami karang menjadi putih pucat. REUTERS
Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Seorang petugas Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru beristirahat di Taman Anggrek Ranu Darungan Dusun Darungan Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Jumat, 11 Desember 2020. TEMPO/Abdi Purmono
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.


Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

3 Juni 2021

Ilustrasi kawanan gajah liar. Kredit: ANTARA/HO/21
Berjalan 500 Kilometer, Belasan Gajah Rusak Properti Warga Cina

Lima belas gajah membuat kekacauan di Cina. Dikutip dari CNN, mereka kabur dari kawasan lindung Xishuangbanna dan berjalan sejauh 500 kilometer.


NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

Pantai Lasiana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempo/Jhon Seo
NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.


Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis penangkapan pedagang hewan langka/ Tempo/Julnis
Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.


Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Aktivitas loading kayu HPH salah satu perusahaan di Pantai Tinitit Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat akhir Juli lalu (Tempo/Febrianti).
Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.