TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak menampik kabar mengenai rencana unjuk rasa antipenistaan agama ketiga. "Ya, ada (atau) tidak ada, harus waspada," kata Ryamizard di kompleks Kemenhan, Jakarta Pusat, Jumat, 11 November 2016.
Demo yang dipicu dugaan penistaan agama itu sudah berlangsung dua kali, yaitu pada pertengahan Oktober dan 4 November 2016.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini menyebut pemerintah tidak melarang unjuk rasa susulan. Menurut Menteri, demonstrasi adalah bagian dari demokrasi.
"Bukannya tak boleh. (Tapi) kan harus menyiapkan diri. Harus diamankan supaya tak kacau."
Presiden Joko Widodo, saat mengunjungi Markas Brimob pagi ini mengatakan ia berharap demonstrasi seperti itu tidak terulang. Namun, massa pendemo diketahui masih menunggu penanganan laporan penistaan agama oleh calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama. Tuntutan yang belum selesai itu berlanjut pada kabar adanya demo susulan pada 25 November nanti.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan sudah mengantongi informasi mengenai rencana aksi lanjutan pada 25 November nanti. Polisi sudah mengantisipasi. Namun, mantan Kepala Polda Metro Jaya ini menyebut belum ada pemberitahuan dari demonstran kepada polisi. "Biasanya (diajukan) beberapa hari (sebelum aksi)," kata Tito.
YOHANES PASKALIS | ADITYA BUDIMAN