Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rata-rata Perempuan di Jawa Barat Menikah Umur 18 Tahun  

image-gnews
Ilustrasi pernikahan. Shutterstock.com
Ilustrasi pernikahan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat berupaya terus menekan angka pernikahan usia dini yang kini masih marak terjadi di wilayah itu.

Kepala Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN Jawa Barat Ida Indrawati mengatakan rata-rata usia pernikahan perempuan di Jawa Barat adalah 18,05 tahun. Hal itu masih di bawah standar usia pernikahan berdasarkan kesehatan reproduksi.

"Jadi itu sebenarnya yang pingin kami tingkatkan usianya. Sebab, kan kalau menurut kesehatan reproduksi wanita, usia perempuan untuk menikah itu minimal 21 tahun," ucap Ida di Bandung, Rabu, 9 November 2016.

Menurut Ida, upaya menekan angka pernikahan dini itu cukup sulit. Bahkan, ujar dia, saat ini pernikahan usia dini tidak hanya terjadi di pedesaan. "Di perkotaan pun, banyak terjadi pernikahan dini. Faktor budaya itu memang yang paling signifikan terhadap pernikahan dini," tuturnya.

Ida mengatakan remaja di Jawa Barat mencapai hampir 25 persen dari total penduduk Jawa Barat. Hal ini, kata dia, menjadi salah satu acuan sulitnya menekan angka pernikahan usia dini. "Total remaja di Jawa Barat ini sudah sekitar 26 persen dari jumlah penduduk kami yang 46,7 juta ini. Jadi cukup banyak memang, ya," ucapnya.

Adapun untuk laju pertumbuhan masyarakat di Jawa Barat sebesar 1,89 persen tiap tahun menunjukkan bonus demografi yang terus naik tiap tahun. Artinya, ujar dia, angka kelahiran bayi mengalami kenaikan sebesar 850 ribu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bayi yang lahir segitu itu sudah dengan program KB (keluarga berencana). Tapi gimana ya, memang jumlah penduduknya yang gede. Sedangkan sumber daya alam segini-segini terus, belum lagi kebutuhan yang terus bertambah," tuturnya.

Direktur Research of Environment and Self Independent (RESIC) Neng Hannah Hakim mengatakan, untuk tingkat nasional, Indonesia menjadi negara kedua terbanyak setelah Kamboja dalam urusan pernikahan usia dini. Dari tujuh juta anak perempuan dengan usia di bawah 15 tahun, 2,3 persen di antaranya sudah menikah.

Sementara itu, ucap dia, untuk di Jawa Barat, tiga daerah yang menyumbangkan angka terbanyak dalam urusan pernikahan usia dini adalah Indramayu, Karawang, dan Garut. "Subang pun masuk," ujarnya.

"Di antara faktor penyebabnya itu ekonomi. Orang tua, misalnya, karena ekonominya terbatas, jadi pingin cepat menikahkan anak perempuannya agar bebas tanggungan ekonomi. Terus juga karena anggapan perempuan itu properti, seperti di Indramayu dan Subang. Lebih bangga punya anak perempuan karena dianggap bisa mengangkat perekonomian keluarga dengan menikahkannya dengan yang kaya raya," tuturnya.

AMINUDIN A.S.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan jenuh. Shutterstock
1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

Pasangan selalu menunda tanggal pernikahan tanpa sebab yang jelas meski sudah lama berhubungan. Berikut 10 sinyal ia enggan menikah.


5 Konflik Umum dalam Pernikahan yang Bisa Berbahaya bila Didiamkan

14 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic
5 Konflik Umum dalam Pernikahan yang Bisa Berbahaya bila Didiamkan

Pernikahan yang tampak bahagia sekali pun pasti ada saja masalah. Berikut kata terapis tentang berbagai masalah yang berpotensi serius bila didiamkan.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Wacana KUA Layani Nikah Semua Agama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR: Perlu Ubah Undang-undang

23 hari lalu

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily
Wacana KUA Layani Nikah Semua Agama, Wakil Ketua Komisi VIII DPR: Perlu Ubah Undang-undang

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, menanggapi wacana perluasan layanan KUA agar menjadi tempat menikah semua agama.


Sudah Berpisah, Sam Asghari Sebut Pernikahannya dengan Britney Spears sebagai Berkah

23 hari lalu

Britney Spears menikah dengan Sam Asghari pada Kamis, 9 Juni 2022 atau Jumat waktu Indonesia (Instagram/@kevinostaj)
Sudah Berpisah, Sam Asghari Sebut Pernikahannya dengan Britney Spears sebagai Berkah

Pernikahannya hanya bertahan 1 tahun, Sam Asghari mengatakan kalau dia tidak memiliki niat buruk terhadap Britney Spears.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?

27 hari lalu

Petugas saat melayani warga yang mengurus persyaratan menikah di Kantor Urusan Agama (KUA) Pasar Minggu, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan KUA rencananya akan menjadi tempat menikah untuk semua agama, Ia ingin memberikan kemudahan bagi warga nonmuslim. TEMPO/M Taufan Rengganis
KUA Jadi Tempat Nikah bagi Semua Agama, Siapa Saja Tokoh yang Mendukung dan Menolak?

Wacana Menteri Agama yang akan merubah KUA sebagai tempat nikah bagi semua agama menuai beberapa pendapat yang mendukung dan menolaknya dari berbagai tokoh.


Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

27 hari lalu

Ilustrasi pasangan bercerai. milligazette.com
Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

Bercerai tak kenal usia. Ada lima alasan umum mengapa perceraian terjadi pada pasangan berusia di atas 50 tahun menurut psikoterapis.


Soal Rencana Menag Yaqut Jadikan KUA Tempat Pernikahan Semua Agama, PGI : Perlu Koordinasi antar Lembaga

27 hari lalu

Ilustrasi pesta pernikahan. Pexel/Rene Asmussen
Soal Rencana Menag Yaqut Jadikan KUA Tempat Pernikahan Semua Agama, PGI : Perlu Koordinasi antar Lembaga

PGI merespons positif rencana Menag Yaqut agar semua agama bisa menikah di KUA, namun masih dibutuhkan koordinasi lebih baik antar lembaga dan kementerian.