TEMPO.CO, Mataram - Seorang pendaki asal Malaysia, Ng Yin Teck, 24 tahun, dilaporkan tewas akibat tenggelam di pemandian air panas di kawasan Danau Segara Anak, pegunungan Rinjani. Saat ini, jenazahnya sedang dievakuasi dan diperkirakan tiba di Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Rabu sore, 9 November 2016.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Imran Lubis menjelaskan, Ng Yin Teck, pemegang paspor nomor A32571227, diketahui tenggelam pada Selasa sore, 8 November. “Walaupun korban mendaki secara ilegal, kami tetap menanganinya,” kata Imran kepada Tempo, Rabu siang, 9 November.
Imran menyebut Ng Yin Teck mendaki secara ilegal karena saat ini pendakian ke Rinjani dalam status ditutup setelah terjadinya letusan beberapa waktu lalu. “Kegiatan pendakian ke Rinjani dilarang karena masih dalam status waspada,” ujar Imran.
Informasi tenggelamnya Ng Yin Teck diterima dari Suhardi, 46 tahun. Warga Dusun Batu Koq, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, itu merupakan trek organizer yang menjadi pendamping pendakian Ng Yin Teck.
Ng Yin Teck bersama Suhardi memulai pendakian dari Dusun Bawak Nao, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Keduanya berangkat pada Senin pagi, 7 November, sekitar pukul 08.00 Wita.
Dalam pendakian itu, turut serta Anan, 30 tahun. Anan bertindak sebagai pemandu wisata asal Dusun Teres Genit, Desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Ada pula seorang porter, Amaq Bayan, 38 tahun. Selain Ng Yin Teck, ada seorang pendaki lain, Julian Boll, 22 tahun, perempuan asal Jerman.
Pukul 12.40, Selasa, 8 November, korban bersama temannya mandi di pemandian air panas. Sekitar 30 menit kemudian, korban menyelam ke dalam air. Saat itu juga, korban tidak muncul lagi di permukaan.
Teman wanita korban langsung naik ke pinggir memanggil pemandu dan porter guna meminta bantuan. Korban tidak muncul di permukaan. Baru sekitar pukul 18.00 Wita, NgYin Teck ditemukan dalam keadaan mengapung dan sudah tidak bernyawa.
SUPRIYANTHO KHAFID