TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil membuka Paviliun Indonesia pada Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) ke-22 di Marakesh, Maroko, Senin, 7 November 2016, waktu Maroko.
"Indonesia telah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah, termasuk soal pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai kontribusi dalam mencegah perubahan iklim global," kata Sofyan yang didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko Syarief Samsyuri dan Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia Agus Justianto.
Menurut Sofyan, instruksi Presiden Joko Widodo sangat jelas untuk menekan dan membuka seluruh kasus kebakaran hutan dan lahan. Bencana ini telah menaikan emisi gas rumah kaca Indonesia.
"Paviliun Indonesia merupakan salah satu bentuk soft diplomacy Indonesia dalam rangka mendukung proses-proses perundingan multilateral di bawah UNFCCC," kata Agus dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 8 November 2016. UNFCCC yang dimaksud adalah United Nations Framework Convention on Climate Change.
Menurutnya, ada lima tujuan dari keberadaan Paviliun Indonesia di COP. Pertama, meningkatkan pemahaman global terhadap upaya, pembelajaran serta pengalaman yang telah dilakukan oleh Indonesia.
Kedua, mensukseskan upaya Indonesia dalam penjangkauan dan kampanye pengendalian perubahan iklim. Ketiga, mengkomunikasikan kegiatan Delegasi Republik Indonesia (delri) dalam negosiasi dan pertemuan terkait lainnya.
Keempat, menghadiri dan berpartisipasi dalam rangkaian acara di luar agenda persidangan UNFCCC yang mendukung kepentingan nasional. Kelima, mendukung komunikasi upaya-upaya Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim, termasuk dalam negosiasi UNFCCC.
Agus menjelaskan Paviliun Indonesia akan menampilkan berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam rangka pengendalian perubahan iklim.
"Termasuk di dalamnya mengenai upaya nyata dalam menjaga dan melestarikan lebih dari 120 juta hektar hutan Indonesia melalui restorasi ekosistem, pencegahan kebakaran lahan dan hutan, pencegahan deforestasi dan pembangunan perhutanan sosial," kata Agus yang menjabat sebagai
Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam.
Paviliun Indonesia, janji Agus, akan menunjukkan bahwa setiap stakeholder memiliki kesetaraan kepentingan dan memiliki peranannya masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Paviliun Indonesia akan menyelenggarakan sekitar 50 sesi diskusi panel, dialog, serta pertunjukan atraktif tentang upaya-upaya, pembelajaran, dan pengalaman Indonesia untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Narasumber diskusi panel tersebut berasal dari pemerintah, kelompok masyarakat, LSM, akademisi, juga dari dunia usaha.
ODELIA SINAGA