TEMPO.CO, Bandung - Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 4,2 mengguncang kuat daerah Pengalengan, Kabupaten Bandung, pada Minggu, 6 November 2016. Lindu yang terjadi pukul 06.44 WIB tersebut berasal dari darat akibat aktivitas sesar atau patahan lokal.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono menginformasikan, episentrum gempa pada koordinat 7,25 LS dan 107,54 BT.
"Tepatnya di darat pada jarak tujuh kilometer arah selatan Pengalengan, atau 37 kilometer arah selatan Kota Bandung pada kedalaman sepuluh kilometer," ujarnya.
Hasil analisis peta guncangan BMKG menunjukkan guncangan kuat pada skala intensitas II versi BMKG (III MMI) terasa di Pengalegan, Cibeureum, Purbasari, Kertamanah, Puncakmara, Cicayur, Pasirangin, Santosa, Palima, Dewata, dan Ciheulang.
"Beberapa warga setempat dilaporkan terkejut dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya.
Beberapa warga melaporkan guncangan terasa kuat. Situasi dan aktivitas pascagempa berjalan normal.
Gempa Pengalengan ini merupakan jenis gempa tektonik dengan hiposenter dangkal. Melihat kedalaman hiposenternya yang hanya sepuluh kilometer, tampak bahwa gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas sesar lokal. "Terletak pada jarak sekitar 2,5 km arah selatan Situ Cileunca Pengalengan," jelasnya.
Hasil monitoring BMKG pasca terjadinya gempa Pengalegan, hingga saat ini belum terjadi gempa susulan. Untuk itu kepada masyarakat setempat diimbau agar tetap tenang mengingat gempa yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan kerusakan.
ANWAR SISWADI