TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab membantah pihaknya beserta anggota aksi damai menjadi penyebab awal terjadinya rusuh di depan Istana kemarin.
“Yang ingin saya tegaskan, ini adalah aksi damai yang ditembaki oleh polisi anarkis. Saya minta bantuan rekan-rekan media untuk bisa memperbaiki judul itu. Jadi media jangan membuat umat Islam menjadi pihak yang bersalah,” ujar Rizieq dalam Konferensi Pers Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu 5 November 2016.
Selain membantah telah melakukan tindakan anarkis, Rizieq juga menyebut bahwa Presiden Joko Widodo telah melakukan kebohongan publik tentang adanya kesepakatan pihak Istana kepada peserta aksi massa terkait penanganan hukum terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut Habib, yang terjadi adalah pihak Istana memberikan penawaran kepada peserta aksi sebagai solusi dan jawaban, namun negosiasi tersebut ditolak oleh peserta aksi massa.
“Tapi negosiasi itu belum selesai, jadi kesepakatan itu nggak ada. Jadi tolong Presiden jangan melakukan kebohongan dan jangan mengajarkan rakyat untuk melakukan kebohongan,” ucapnya.
Menurut Rizieq, sejak awal GNPF MUI telah menunjukkan komitmen untuk menggelar aksi demo secara damai. Namun sampai batas waktu aksi demo, yakni pukul 18.00 WIB, proses negosiasi tersebut belum membuahkan hasil, dan massa menunggu di halaman Istana sambil melantunkan doa. Tapi pada pukul 18.30 WIB, kata dia, pasukan kepolisian langsung membubarkan aksi massa dengan menggunakan gas air mata.
“Bukan hanya gas air mata, tapi mereka juga menggunakan peluru karet, dan mereka juga melakukan penganiayaan, dan menggunakan kendaraan untuk menabrak peserta aksi dan menggilasnya. Kami jujur saja, jangan ajarkan rakyat kebohongan,” ucap Rizieq.
Baca:
Beri Uang ke Demonstran, FPI: Untuk Transpor yang Tertinggal
Rizieq: 3 Minggu Tak Ada Perkembangan, Kita Akan Turun Lagi
Orasi Rizieq Shihab di Gedung DPR: Presiden Sombong
Rizieq juga mengomentari kemunculan Jokowi yang melibatkan media dengan kemunculannya di TV. Ia menilai hal tersebut hanya dilakukan untuk membentuk opini pencitraan dalam menanggapi aksi damai.
“Padahal penyebab chaos itu Presiden, provokator utama itu Presiden. Ia bertanggung jawab terhadap masyarakat semalam, karena Presiden tak mau menemui, itu provokatornya,” tutur Rizieq.
DESTRIANITA