TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan ada ratusan orang yang terkena dampak gas air mata menjadi korban kerusuhan “Aksi Bela Islam II” di depan Istana Negara, Jumat, 4 November 2016. Menurut dia, 100 orang di antaranya anggota pasukan pengamanan.
Dari 100 orang itu, lima adalah anggota TNI dan satu orang petugas pemadam kebakaran. "Ada 79 anggota yang rawat jalan, 22 anggota di rawat inap di RSPAD, di luar yang 100 tadi," kata Boy dalam jumpa pers di Mabes Polri, Sabtu, 5 Oktober 2016.
Baca Juga:
Terkait dengan jumlah detail korban massa ataupun anggota kepolisian, Boy mengaku belum bisa menjabarkan karena masih menunggu data dari tim medis.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya mengatakan Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya saat ini masih merawat 11 polisi yang terluka akibat kerusuhan kemarin. "Masih ada 11 orang, ada yang ketusuk perutnya, ada lukanya, ada kepalanya bocor," tuturnya.
Sebelumnya, ribuan orang berunjuk rasa dalam Aksi Bela Islam II di depan Istana Merdeka, Jumat, 4 November 2016. Mereka menuntut penyelesaian kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Perwakilan massa berencana bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan petisi, tapi Jokowi justru tidak tampak. Sekitar pukul 19.30, kericuhan pecah di tengah demonstrasi yang berjalan damai itu.
Demonstran mulai melempari aparat yang berjaga dengan botol air mineral, kayu, dan memukul dengan bambu. Polisi yang ingin memecah konsentrasi massa pun akhirnya melontarkan gas air mata. Tercatat ada satu orang korban tewas, sedangkan ratusan lain terkena dampak lontaran gas air mata.
INGE KLARA