TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Mulyadi P. Tamsir memberikan penjelasan terkait dengan diberitakannya organisasi yang dipimpinnya sebagai biang kerusuhan aksi damai yang terjadi di sejumlah titik di Jakarta kemarin. Kericuhan yang terjadi kemarin, menurut dia, dipicu massa yang tidak dikenal kader HMI.
Mulyadi menjelaskan, massa yang tak dikenal itu masuk ke barisan depan massa HMI, yang berujung keributan dengan aparat. Hal itu akhirnya membuat aparat kepolisian menembakkan gas air mata.
Melihat hal itu, massa HMI lantas membubarkan diri ke belakang dan tidak kembali ke depan Istana. "Setelah itu, baru terjadi kebakaran yang kami tidak tahu siapa pelakunya dan apa yang terbakar," ujar Mulyadi dalam pesan tertulis, Sabtu, 5 November 2016.
Kemarin, HMI ikut dalam aksi unjuk rasa menuntut penegakan hukum atas dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Semula aksi berjalan dengan damai. Saat demo, barisan HMI berada pada posisi paling depan di sebelah kiri Jalan Merdeka Barat.
Mulyadi menuturkan, sesuai dengan kesepakatan, aksi massa HMI akan menarik diri seusai magrib. Namun, karena posisi HMI berada di barisan paling depan, dan membawa dua mobil, mereka tidak dapat memundurkan mobilnya. Menjelang petang, keadaan mulai tak terkendali dan terjadi bentrokan antara peserta aksi dan aparat kepolisian.
Sekretaris Jenderal HMI Amijaya menambahkan, pihaknya menyesalkan ucapan Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan bahwa kericuhan berasal dari HMI dan HMI adalah provokator. "Lebih mengecewakan lagi karena HMI dituduh sebagai dalang kericuhan dan sebagai provokator. Kami meminta Kapolda melakukan klarifikasi dan minta maaf atas pernyataannya tersebut," ucapnya.
Terlebih, menurut Amijaya, massa HMI hanya beratribut bendera kecil dengan tiang bambu belah sepanjang 1,2 meter sehingga tidak mungkin menjebol barikade polisi. "Kami mendukung usaha kepolisian menyelidiki lebih jauh dan lebih teliti pihak-pihak yang memicu kericuhan hingga mencederai aksi damai," katanya.
Hingga saat ini, PB HMI juga masih mendata jumlah anggotanya yang menjadi korban akibat kekacauan kemarin. "Sementara yang teridentifikasi berjumlah lima orang," ujarnya.
DESTRIANITA