TEMPO.CO, Surabaya - Ribuan massa Hizbut Tahrir Indonesia Jawa Timur melakukan aksi damai bela Islam di depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Jumat, 4 November 2016. Mereka menuntut polisi menangkap gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atas dugaan kasus penistaan agama.
Unjuk rasa yang diawali dengan long march dari Masjid Al-Akbar Surabaya seusai salat Jumat menuju Mapolda Jawa Timur. Peserta melakukan orasi dan membentangkan spanduk dan poster. Di antaranya "Tangkap dan Hukum Penghina Alquran", "Tangkap Ahok Penghina Alquran", dan "Ahok Minta Maaf? Penghina Alquran Tetap Harus Diproses".
Baca Juga:
Baca juga:
Diperiksa Senin Depan, Ahok Dipersilahkan Membawa Saksi
Polisi Bangkalan Minta Toko Buka
Humas Hizbut Tahrir Indonesia DPD Provinsi Jawa Timur, Rif'an Wahyudi, mengatakan aksi damai ini diikuti sekitar enam ribu aktivis HTI se-Jawa Timur. "Pernyataan Ahok ini jelas merupakan pelecehan dan penghinaan terhadap keagungan dan kesucian al-quran," katanya. Rif'an berujar, alasan unjuk rasa adalah karena pihaknya tidak menerima Ahok yang mengutip Surat Al Maidah 51.
Selain di Surabaya, demonstrasi serupa juga digelar di Malang dan Pamekasan. Untuk mengamankan unjuk rasa, Polda Jawa Timur menyiagakan sekitar 7.800 personel di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. "Di Pamekasan, massa menggelar istigosah, di Malang demo," kata Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal Anton Setiadji. Selain Hizbut Tahrir Indonesia, sejumlah ormas Islam juga menggelar secara serentak di kota-kota besar di Indonesia.
NUR HADI
Baca juga:
Turkish Ambassador: We Have Nothing to do with the Demonstration
Demo 4 November, Ojek Online Dilarang Masuk SCBD