TEMPO.CO, Kuningan – Puluhan pedagang asal Kuningan ternyata diam-diam berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan para pengunjuk rasa saat aksi damai, Jumat, 04 November 2016. Kepergian mereka bukan untuk berunjuk rasa namun untuk berjualan saat aksi berlangsung. Kebanyakan para pedagang berjualan bubur kacang, rokok, indomie atau biasa diplesetkan BRI.
Pada Kamis, 3 Nopember 2016, Tempo melihat sejumlah calon penumpang menunggu bus Luragung –Jakarta. Di terminal bayangan Oleced, Kecamatan Garawangi, sebagian calon penumpang membawa kardus sambil menunggu bus yang akan berangkat dengan tujuan Jakarta.
Baca Juga:
Ketika Tempo bertanya, salah satu calon penumpang menjelaskan isi kardus itu adalah 4 termos dan 1 galon kosong. “Saya besok mau jualan kopi di Monas pak,” kata Samsudin, warga Pajawan kidul. Dia berangkat bersama dua orang rekannya.
Kebetulan, Samsudin mengatakan, dia akan ganti shift berjualan bubur kacang ijo di Kampung Rawa Jakarta Pusat. Setiap 3 bulan sekali, para pedagang bergantian berjualan bubur kacang. Menurut dia, pertukaran waktu berdagang ini seharusnya dilakukan pada awal November.
Namun, temannya yang bergantian berdagang bubur itu meminta waktu pergantian 7 November mendatang. “Sambil menunggu saya ya saya akan jualan saat unjuk rasa.” Kata dia.
Di daerah Kojengkang, Kecamatan Cidahu, banyak penumpang yang berniat berjualan rokok asongan pada saat Aksi Damai 4 November. Sedikitnya ada 5 pedagang rokok yang membawa kotak kayu (ciri khas penjual rokok Kuningan), mereka berasal dari desa Panyosogan.
“Mumpung besok ramai, jadi saya jualan. Semua 5 orang. Setelah itu saya sih berjualan rokok asongan daerah Pasar Senen. Pulangnya nanti tahun baru,” ujar Karyadi.
Rudi, salah satu kondektur bus Putra Luragung, mengatakan jumlah penumpang yang berangkat ke Jakarta pada Kamis kemarin cukup banyak. Ada yang berniat berjualan untuk berunjuk rasa di Jakarta dan ada juga berganti shif berjualan di Jakarta. “Ada pedagang rokok yang biasa jualan disini. Kemarin berangkat ke Jakarta katanya mau jualan saat unjuk rasa,” kata Rudi.
Sejak dulu orang Kuningan terkenal dengan sebutan informal “Pengawai BRI (Bubur, Rokok, Indomie)”. Banyak pedagang rokok asongan rokok maupun kopi instan asal Kuningan, yang mengadu nasib di Jakarta.
Mereka juga berdagang bubur kacang ijo dan mie instan dengan ciri spanduk depan berwarna hijau dengan taplak plastik meja berwarna biru muda. Jika spanduk depannya warna kuning, ini mengindikasikan pedagang ituberasal dari Sumedang. Setiap 3 bulan biasanya mereka berganti shif berjualan.
DEFFAN PURNAMA