TEMPO.CO, Tasikmalaya - Petugas Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat mendapati adanya selembar uang palsu pecahan Rp 20 ribu. Uang itu diperoleh dari hasil setoran untuk pembelian beras rakyat miskin (raskin).
"Ketika saya setor, ternyata uang palsu. Kelurahan punya alat deteksi uang palsu," kata Ketua RW 2 Kelurahan Argasari, Uu Suhartadi saat ditemui di sela-sela sosialisasi terkait uang palsu yang digelar Kantor Bank Indonesia Tasikmalaya di Kelurahan Argasari, Kamis 3 November 2016.
Uu mengaku tidak mengetahui siapa warga yang membayar raskin pakai uang palsu. Karena saat pembelian beras raskin, uang yang diterima cukup banyak untuk disetor ke kelurahan. "Tidak tahu dari siapa," ucapnya.
Baca: Dari LP Kerobokan, Terungkap Empat Orang dari Sindikat Uang Palsu
Selain di kantor kelurahan, kata Uu, salah seorang warganya yang membuka warung juga menerima selembar uang palsu pecahan Rp 20 ribu. Uang tersebut diketahui palsu ketika si warga mau belanja kebutuhan warungnya ke toko grosiran. "Ketahuan oleh pemilik toko. Dia tidak menerima uang itu karena palsu," kata Uu
Dia mengaku senang atas sosialisasi uang palsu dari Bank Indonesia. Masyarakat, kata dia, sudah resah dengan adanya uang palsu. Terlebih peredaran uang palsu bisa saja marak karena saat ini menjelang pilkada.
Baca: Penipu ala Dimas Kanjeng di Riau Diringkus Polisi
Atas temuan uang palsu, terlebih pecahannya Rp 20 Ribu, Kantor BI Tasikmalaya menggelar sosialisasi uang palsu kepada warga. Pihak BI mengantisipasi lebih banyak lagi uang palsu yang beredar.
Asisten Manager Unit Operasional Kas Kantor BI Tasikmalaya, Asep Kodar Ramdani meminta warga meningkatkan kewaspadaannya. Warga harus teliti saat bertransaksi. "Teliti uang yang diterima. Banyak ciri uang asli yang berbeda jauh dengan uang palsu," katanya.
CANDRA NUGRAHA