TEMPO.CO, Cirebon –Pemerintah Kota Cirebon akan menyiapkan waktu untuk menemuii warga yang berunjuk rasa agar tidak berangkat ke Jakarta. Hal tersebut diungkapkan Walikota Cirebon, Nasrudin Azis, Kamis, 3 November 2016. “Besok seharian saya ada di sini, tidak kemana-mana,” kata Azis. Bersama dengan unsur pimpinan daerah lainnya, Azis berjanji akan langsung menemui warga yang hendak menyalurkan aspirasi mereka baik ke gedung DPRD maupun Balaikota Cirebon esok hari.
Azis pun berjanji menemui pendemo dan menerima aspirasi mereka. “Jadi cukup di sini. Karena saya kan juga perwakilan pemerintah di Kota Cirebon ini,” kata Azis.
Selanjutnya kepada masyarakat yang hendak melakukan aksi unjuk rasa, Azis pun mempersilahkannya. “Ini jalan yang bagus untuk menyalurkan aspirasi,” kata Azis. Hanya saja Azis tetap meminta agar warga yang berunjuk rasa tetap bisa menjaga ketertiban umum. “Jangan sampai aksi unjuk rasa yang dilakukan justru melanggar hak-hak yang seharusnya juga diterima orang lain,” kata Azis.
Baca Juga:
Sementara itu aksi unjuk rasa ormas Islam sudah terjadi di Cirebon pada Kamis, 3 November 2016. Siang tadi, seratusan orang yang tergabung dalam Aliansi Barisan Bela Islam berunjuk rasa ke gedung DPRD Kota Cirebon. Mereka melakukan long march dari Masjid Raya At Taqwa menuju gedung DPRD Kota Cirebon yang berjarak sekitar 1 km. Perwakilan pengunjuk rasa, Dede Muharam, mengatakan jika aksi mereka merupakan aksi damai yang menuntut ditegakkannya keadilan. “Selama ini hukum di Indonesia sudah ditegakkan dengan baik,” kata Dede.
Berbagai kalangan tanpa pandang bulu, mulai dari anggota dewan, gubernur, walikota dan berbagai profesi strategis lainnya sudah banyak yang masuk penjara, karena melakukan berbagai tindak kejahatan. Perlakuan yang sama pun diminta ditegakkan terhadap gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok, lanjut Dede, telah melecehkan umat Islam. “Ia melecehkan Al Quran,” kata Dede. Menurut dia, Ahok telah melecehkan ulama yang menyebarkan isi dari Al Quran. Mereka juga menuntut agar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tidak melindungi Basuki Tjahaja Purnama dari kesalahan yang dilakukannya. “Jadi kami di sini berkumpul bukan karena benci terhadap etnis tertentu, hanya menuntut hukum ditegakkan seadil-adilnya,” kata Dede.
Aksi demo ditutup dengan penyampaian petisi dari perwakilan pengunjuk rasa kepada dua anggota DPRD Kota Cirebon serta Kapolres Cirebon Kota, AKBP Indra Jafar, yang menemui mereka. “Mari kita serahkan kasus ini kepada proses hukum yang tengah berjalan,” kata Indra. *
IVANSYAH