TEMPO.CO, Timika - Proses identifikasi jenazah empat kru pesawat DHC4 PK-SWW turbo Caribou milik Pemerintah Kabupaten Puncak, Papua yang jatuh setelah menabrak gunung di perbatasan Jila-Ilaga pada Senin, 31 Oktober 2016, dilanjutkan di Rumah Sakit Bhayangkara Kramat Jati, Jakarta.
Kepala Kepolisian Resor Mimika AKBP Victor Mackbon mengatakan jenazah empat kru pesawat Caribou itu telah diterbangkan ke Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dari Bandara Mozes Kilangin Timika pada Selasa malam menggunakan penerbangan pesawat maskapai Trigana Air Service jenis Boeing 737.
Baca: Pesawat Milik Pemkab Puncak Ditemukan, 4 Awak Tewas
Pada Selasa siang, 1 November 2016, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua melakukan identifikasi jenazah para korban di RSUD Mimika. Namun, proses identifikasi itu terkendala minimnya data post morthem dan data ante morthem.
"Kendalanya ada pada data post morthem dan ante morthem yang tidak dimiliki oleh tim DVI Papua sehingga jenazah empat korban harus dievakuasi ke Jakarta untuk proses identifikasi lebih lanjut," jelas Victor di Timika, Rabu, 2 November 2016.
Ia berharap proses identifikasi jenazah empat kru pesawat Caribou itu dapat dimaksimalkan di Jakarta dengan dukungan data post morthem dan ante morthem yang lebih memadai dari pihak keluarga para korban.
Lantaran alasan itu pula, hingga kini jenazah empat kru pesawat Caribou itu belum juga diserahkan ke keluarga masing-masing yang ada di Jakarta dan Sentani-Jayapura untuk segera dimakamkan.
Berita lainnya: Sadis, Pria Ini Minta Anaknya yang Transgender Dibunuh
Empat kru pesawat Caribou yang tewas dalam insiden kecelakaan pesawat tersebut setelah menabrak gunung pada ketinggian 12.800 kaki di perbatasan Jila-Ilaga pada Senin, yaitu Kapten Pilot Parhat Limi (56), Copilot R Fendy Ardianto (38), mekanik Steven David Basari (35), dan FOO Endri Baringin Sakti P (40).
Pesawat nahas itu hilang kontak dalam penerbangan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Aminggaru Ilaga pada Senin pagi.
Pesawat itu juga mengangkut bahan bangunan seperti semen dan besi seberat 3,1 ton untuk kebutuhan pembangunan proyek PLTA Ilaga berkapasitas 700 KWH.
ANTARA