INFO NASIONAL - Konferensi Tahunan South East Asian Zoos and Aquariums Association (SEAZA) yang dibentuk sejak 26 tahun lalu memberi perubahan dalam pengelolaan satwa di kebun binatang, akuarium, dan lembaga konservasi. Hal ini disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbayadalam pembukaan Konferensi SEAZA ke-24 tahun 2016 di Hotel Safari Garden Bogor, Jawa Barat, Selasa, 1 November 2016. Pesan Sitidibacakan Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup Bambang Dahono di acara bertema "Memperkaya Kehidupan, Memelihara Perilaku - Membentuk Masa Depan Kebun Binatang Kita" tersebut.
Siti Nurbaya yakin, konferensi ini akan menjadi wadah membagikan best practice dan bertukar pengalaman. “Di Indonesia, lembaga konservasi mempunyai peran yang sangat penting,” ujarnya.
Baca Juga:
Di Indonesia ada beberapa lembaga konservasi, seperti Rumah Sakit Gajah Sumatera Prof. Dr. Ir. H. Rubini Atmawidjaya di Pusat Konservasi Gajah Way Kambas. Tempat ini didirikan Taman Safari Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kebun Binatang Australia. Ada juga Klinik Gajah Sumatera yang didirikan di Taman Nasional Tesso Nilo. Ini merupakan kerjasama Taman Safari Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Pairi Daiza Belgium.Presiden juga mendukung denganmembangun kembali Kebun Binatang Solo dan Bukit Tinggi. Dengan demikian,kebun binatang menjadi lebih baik bagi satwa, staf, dan pengunjung.
Ketua Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Rahmat Shah mengatakan pesatnya pertumbuhan kebun binatang di Indonesia menunjukkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan sarana rekreasi yang sehat dan mendidik. Selain itu, keberadaan wisata kebun binatang untuk menumbuhkembangkan kecintaan masyarakat terhadap flora dan fauna di dunia.
Dalam mendukung program SEAZA, PKBSI telah melakukan pelepasliaran berbagai jenis satwa, yakni harimau Sumatera, banteng, jalak Bali, dan jalak putih, juga repatriasi orangutan dari Thailand dan lain-lain. PKBSI juga berperan aktif membantu pelestarian badak Sumatera yang telah berhasil breeding dan memiliki dua anak.
Baca Juga:
BahkanDirektur Taman Safari Indonesia Jansen Manansang mengatakan keberhasilan Indonesia mengelola kebun binatang juga telah diakui dunia. Pada Desember mendatang, Cina telah bersedia menitipkan sepasang panda ke kebun binatang Indonesia. Permohonan untuk memelihara panda ini sudah lama disampaikan Indonesia, dan baru kali ini disetujui setelah melalui pembicaraan panjang antara dua kepala negara, pemerintah Cina dan Indonesia.
Presiden SEAZA Phan Viet Lam mengatakan ada sekitar 200 utusan dari 20 negara yang ikut serta dalam konferensi tahunan ini. Adapun beberapa anggota SEAZA merupakan negara-negara di Asia Tenggara. Beberapa delegasi negara yang hadir adalah dari Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, Taiwan, Kamboja, Cina, Hong Kong, Jepang, Kazakstan, Hungaria, Kuwait, Laos, Denmark, Inggris, dan Amerika Serikat.
Saat ini, kebun binatang di seluruh dunia sedang mengalami transisi menuju model Lima Prinsip Kesejahteraan Hewan. “Konferensi ini bertujuan untuk menyoroti dan memonitor apa yang telah dilakukan anggota SEAZA terhadap satwa,” kata Lam. (*)