TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, turut berkomentar mengenai salah satu program aksi kepemimpinan yang dicanangkan oleh lawan politiknya, Agus Harimurti Yudhoyono, yaitu berupa bantuan langsung tunai (BLT). "Saya yang pertama kali bicara BLT, tapi di-bully semua," kata Sandiaga di Pondok Pesantren Nurul Jannah, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa, 1 November 2016.
Menurut Sandiaga, dirinyalah yang pertama kali mendorong ide untuk menjalankan program BLT. Bahkan itu sudah dilakukannya jauh sebelum memasuki masa kampanye secara resmi.
Sandiaga tak menampik program BLT digagas oleh Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono, ayah kandung Agus. Namun, dia menegaskan, warisan kebijakan yang baik dari SBY maupun gubernur inkumben Basuki Tjahaja Purnama, akan dia teruskan bersama Anies Baswedan.
Sandiaga menjelaskan, orang-orang yang berada di garis bawah kemiskinan perlu diberikan bantuan langsung secara tunai. Karena itu, jika terpilih dalam pemilihan kepala daerah pada 2017, dia dan Anies berharap dalam enam bulan ke depan bisa menghidupkan lagi program BLT. "Buat mereka jelas, yang mereka perlukan ada tiga hal, perut kenyang, dompet terisi, dan kepala yang cerdas," tuturnya.
Rencana menerapkan kembali BLT merupakan salah satu visi misi Sandiaga saat masih menjadi bakal calon gubernur. Dia menganggap kebijakan yang dilakukan di masa pemerintahan SBY pada 2008-2009 itu tepat, demi menjaga stabilitas bahan pokok. Dia juga memperkirakan BLT dapat menjadi solusi mengatasi kenaikan harga bahan pokok yang dialami masyarakat bawah.
Program BLT ternyata juga menjadi program prioritas Agus Yudhoyono, jika terpilih memimpin Jakarta untuk lima tahun ke depan. Agus mengatakan, program BLT untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Program BLT untuk balita dan lanjut usia, serta penguatan jaring pengaman sosial lainnya. Bahkan, Agus juga berkeinginan untuk menambah anggaran untuk BLT hingga Rp 15 triliun dalam satu periode jabatan gubernur.
FRISKI RIANA