Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Jadinya jika Raja Yogya Merangkap Jabatan Gubernur?  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Adik-adik dan kerabat dekat lelaki Sri Sultan Hamengkubuwono X melakukan ritual Ngabekten Ageng atau sungkeman kepada raja Sri Sultan Hamengkubuwono X saat Idul Fitri di bangsal Kencono, Keraton Yogyakarta, Minggu (19/8/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Adik-adik dan kerabat dekat lelaki Sri Sultan Hamengkubuwono X melakukan ritual Ngabekten Ageng atau sungkeman kepada raja Sri Sultan Hamengkubuwono X saat Idul Fitri di bangsal Kencono, Keraton Yogyakarta, Minggu (19/8/2012). TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan buruh di Yogyakarta bukannya tidak tahu Raja Keraton Yogyakarta merangkap jabatan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, mereka mengadukan nasib kepada Sultan Hamengku Buwono X sebagai penguasa Keraton Yogyakarta ketika aspirasi mereka sebagai buruh tentang upah diabaikan Gubernur DIY yang juga dijabat Sultan Hamengku Buwono X.

Maka sekitar 100 orang buruh akan melakoni aksi tapa pepe di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, Senin, 31 Oktober 2016. Tapa pepe merupakan tradisi rakyat Yogyakarta untuk menyampaikan protes kepada penguasa dengan menjemur diri di terik matahari di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta yang terletak persis di depan Keraton.

“Benteng terakhir kami ketika Sultan HB X selaku gubernur tak jua memperhatikan kaum buruh, kami hanya bisa mengadukan nasib buruh kepada beliau selaku Raja Keraton,” ujar Aziz Nur Fitriyanto selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosisasi Serikat pekerja Indonesia (Aspek) DIY, dalam rapat konsolidasi buruh menolak upah murah di kantor Konfederasi SPSI DIY, Minggu, 30 Oktober 2016.

Menurut Aziz, mereka terpaksa menggelar aksi tapa pepe untuk mendesak Sultan dalam menetapkan upah minimum kabupaten/kota untuk 2017 pada 1 November mendatang tidak mengacu pada instruksi Menteri Ketenagakerjaan yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015.

Sebab dengan PP 78 tersebut, kenaikan upah buruh di DIY hanya 8,25 persen akibat rendahnya nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan peraturan itu kenaikan upah buruh hanya Rp 100 ribu dibanding upah 2016. Padahal kenaikan upah tahun 2015 ke 2016 meningkat setidaknya 11,5 persen. “Kami berharap Sultan sebagai penguasa tertinggi di Yogya dalam memutuskan upah, lebih menggunakan kebijaksanaannya sebagai raja yang mengayomi kesejahteraan rakyatnya terutama buruh,” ujar Aziz.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan dalam lima tuntutan buruh itu meminta agar Sultan menegur Gubernur DIY yang juga Sultan HB X atas tindakannya mengabaikan nasib buruh. “Sultan sebagai raja kami harapkan merespons aspirasi rakyatnya kali ini, tidak seperti gubernur yang selama ini tak merespons,” kata Sekretaris Aliansi Buruh Yogyakarta Kirnadi.

Wakil Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia DIY Soeharto menuturkan, jika sebagai raja pun Sultan HB X tetap tak bergeming dan tetap mendukung pemberlakuan upah murah, ia khawatir konsekuensi sosial yang berlaku. “Rakyat bisa tak percaya lagi ada pengayoman dari rajanya,” ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

1 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

37 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

42 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

45 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


UMK Kota Bandung 2024 dan Daerah Lain di Jawa Barat

19 Januari 2024

UMK Kota Bandung 2024 mengalami peningkatan Rp160.846,31 (3,97 persen) dari tahun sebelumnya. Berikut rincian serta daftar UMK lainnya di Jawa Barat. Foto: Canva
UMK Kota Bandung 2024 dan Daerah Lain di Jawa Barat

UMK Kota Bandung 2024 mengalami peningkatan Rp160.846,31 (3,97 persen) dari tahun sebelumnya. Berikut rincian serta daftar UMK lainnya di Jawa Barat.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.