TEMPO.CO, Jakarta - Banjir lahar hujan terjadi di Sungai Bebeng, Desa Kaliurang, Magelang, Jawa Tengah, akibat hujan berintensitas sedang hingga lebat di puncak Gunung Merapi, sejak Kamis, 27 Oktober 2016. Lahar menyapu sembilan truk penambang pasir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kesembilan truk sedang memuat pasir di Sungai Brebeng. Truk tidak sempat dievakuasi sehingga tertimbun pasir dan batu dari lahar hujan. “Tidak ad korban jiwa karena penambang pasir dan masyarakat yang berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 28 Oktober 2016.
Kesembilan truk saat ini telah dievakuasi oleh BPBD Kabupaten Magelang bersama relawan dan masyarakat. Enam dari sembilan truk tersebut mengalami rusak berat.
Sutopo mengatakan potensi banjir lahar hujan susulan di sekitar Gunung Merapi masih tinggi. Ia memperkirakan masih tersisa 20-25 juta meter kubik material piroklastik produk erupsi Gunung Merapi selama Oktober hingga November 2010 di puncak dan lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta. “Dengan makin meningkatnya curah hujan, potensi banjir lahar hujan juga meningkat,” katanya.
Menurut Sutopo, beberapa sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah tenggara, selatan, barat daya, barat, hingga barat laut memiliki potensi mengalami banjir lahar hujan. Sungai tersebut antara lain Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Kringsing, dan Kali Apu.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman telah memetakan titik rawan bencana lahar hujan di sekitar sungai Gunung Merapi di Kabupaten Sleman. Terdapat 76 dusun yang masuk peta rawan bencana banjir lahar. Dusun-dusun tersebut berada di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi, seperti Sungai Boyong, Gendol, Opak, dan Code.
Sungai Boyong meliputi wilayah Kecamatan Pakem, sebagian Turi, Ngaglik, Mlati, dan Depok. Sungai Gendol dan Opak rawan di Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Kalasan, dan Prambanan.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan akan datangnya banjir tersebut. Meski penambangan pasir membantu mengurangi besaran banjir, penambang pasir, dan masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk tetap memperhatikan cuaca.
“Jika hujan deras di bagian hulu hendaknya aktivitas penambangan tidak dilakukan di sekitar sungai,” kata Sutopo. Pasalnya, rata-rata waktu yang diperlukan terjadi banjir lahar hujan dari hujan di bagian hulu Gunung Merapi hingga di bagian bawah hanya kurang dari 30 menit.
Selain di sekitar Gunung Merapi, banjir lahar hujan berpotensi terjadi di daerah lain, seperti di Gunung Kelud, Gunung Sinabung, dan Gunung Gamalama. Curah hujan diperkirakan akan makin meningkat sehingga ancaman lahar hujan juga makin bertambah besar.
VINDRY FLORENTIN