TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan sejauh ini belum pernah ada laporan tentang percaloan dalam pemilihan rektor perguruan tinggi negeri. Sebelumnya, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo mengatakan ia mendapat informasi tentang adanya permainan dalam pemilihan rektor PTN.
“Saya terus terang gerah, Presiden selalu menggalakkan pemberantasan pungli, jangan adalah. Saya telusuri (kasus pungli) tidak ada. Kalau ada, tolong laporkan polisi,” kata Nasir seusai konferensi pers di gedung Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 2, Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2016.
BACA: KPK Curigai Ada Permainan dalam Pemilihan Rektor
Nasir menilai terbentuknya tim sukses dalam kompetisi pemilihan rektor tidak dapat dibenarkan. Karena itu, diperlukan perbaikan dan tata ulang lantaran suasana pemilihan rektor telah menyerupai pemilihan kepala daerah. Menurut dia, kementeriannya serius menjaring rektor yang dapat menggerakkan pendidikan masa depan menjadi lebih baik.
“Timses ini ke mana-mana dan mengaku dekat dengan menteri. Kami tidak pernah melakukan respons itu dan kami tetap konsisten terhadap apa yang ada di dalam program kita,” ujarnya.
Dalam pemberitaan majalah Tempo yang terbit Senin, 24 Oktober 2016, terdapat laporan soal makelar pemilihan rektor. Ada dugaan orang dekat Nasir masuk jaringan makelar itu. Salah satunya di Universitas Negeri Jambi.
Selain itu, Agus Rahardjo pun mengindikasikan tidak adanya transparansi dalam pemilihan rektor di perguruan tinggi negeri. Karena itu, saat memberikan sambutan pada pembukaan seminar Anti-Corruption Summit di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa, 25 Oktober 2016, Agus meminta Nasir membenahi pemilihan rektor.
LANI DIANA | YY