TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo batal menghadiri puncak acara Rembuk Nasional 2016. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan Presiden Jokowi masih harus menyelesaikan pekerjaannya menjelang kunjungan kerja ke Thailand.
"Saya menyampaikan permohonan maaf dari Presiden, yang awalnya ingin bertemu dengan saudara sekalian," ucap Wiranto di Hotel Grand Sahid Jaya, Senin, 24 Oktober 2016. Menurut dia, hasil Rembug Nasional 2016 berguna untuk mengevaluasi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Wiranto berujar, dua tahun pemerintahan masih sangat singkat untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Indonesia. Namun Wiranto mengklaim telah banyak perubahan terjadi. "Banyak yang bisa kita nikmati dan rasakan dari pemerintahan Jokowi-JK selama dua tahun," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Rembug Nasional Rosan Roeslani mengatakan rembuk bertema “Bergegas Membangun Indonesia” itu adalah upaya membangun dialog dengan pemerintah. Hasil rembuk, ucap dia, menghasilkan 63 rekomendasi dari tujuh bidang yang dirembuk.
Sebanyak tujuh hal akan dibahas, di antaranya politik dan keamanan, sosial dan budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta pembangunan manusia dan pendidikan vokasional. Rosan berharap bisa memberikan langsung hasil rekomendasi kepada pemerintah.
Wiranto menyampaikan ucapan terima kasih kepada peserta rembuk. "Tentu akan sangat berguna bagi pemerintahan Jokowi," ujar Wiranto. Acara puncak pun diramaikan dengan komedian, Mongol Stres, dan dua pemain Sentilan Sentilun: Butet Kartaredjasa dan Slamet Rahardjo.
ARKHELAUS W.