Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demi Air, Desa di Lereng Merapi Jadi Hutan Konservasi  

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Warga dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman yang berada di lokasi erupsi Merapi menanam pohon. TEMPO/MUH SYAIFULLAH
Warga dusun Kopeng, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman yang berada di lokasi erupsi Merapi menanam pohon. TEMPO/MUH SYAIFULLAH
Iklan

TEMPO.CO, Sleman - Masyarakat lereng Gunung Merapi di sisi barat mendeklarasikan daerah mereka sebagai hutan konservasi. Lahan-lahan perhutanan milik mereka seluas 305 hektare diubah menjadi hutan konservasi untuk menjaga ketersediaan air bagi masyarakat lereng gunung dan yang berada di hilir, termasuk perkotaan.

Hutan rakyat yang menjadi lahan konservasi ditandai dengan arak-arakan gunungan. Biasanya, gunungan itu berisi makanan dan buah-buahan. Kali ini, 13 gunungan berupa bermacam-macam pohon.

"Jika ingin hidup lebih baik dan berkah, kita harus tanam pohon. Untuk kita semua dan anak-cucu kita," kata Tomon Haryo Wirosobo, Kepala Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, saat merti bumi di lereng Merapi, Ahad, 23 Oktober 2016.

Masyarakat di sekitar Sungai Krasak yang berhulu di Merapi ini memang getol menanam pohon. Setiap dua minggu sekali, Tomon, yang merupakan aktivis lingkungan, dan tim search and rescue akan menanam pohon. 

Jenis pohon yang ditanam pun berbagai macam, terutama pohon tanaman keras dan sudah langka, seperti pohon kemenyan, kepel, nyamplung, cendana, dan bambu petung. 

Tujuannya adalah pohon-pohon itu bisa menahan erosi, menyimpan air, dan menahan banjir jika sewaktu-waktu hujan deras mengguyur puncak gunung. Selain itu, bagi masyarakat yang berada di dekat dengan gunung aktif ini, pohon-pohon besar bisa melindungi mereka dari bahaya erupsi. "Untuk melindungi masyarakat jika ada bahaya dan hanya sampai di utara tanggul," ucapnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, ujar Tomon, penanaman pohon ini untuk melindungi tanaman yang kini sudah langka, seperti pohon cendana, nogosari, kemenyan, gayam, mentaok, dan timoho. "Masyarakat di sini juga mendapat bantuan pohon nyamplung. Setiap rumah diberi lima pohon, bisa untuk sabun, briket, dan biosolar. Ini bisa menambah masukan ekonomi warga," tuturnya.

Pencanangan hutan lindung milik warga ini juga dihadiri KGPAA Paku Alam X yang juga Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia merasa bangga dengan masyarakat di lereng gunung yang menjadikan lahan sebagai hutan konservasi.

"Ini kegiatan yang sangat bagus. Pelestarian lingkungan tidak hanya tanggung jawab pemerintah. Masyarakat juga ikut. Inti kegiatan ini adalah bagaimana memelihara lingkungan dan hutan menjadi tanggung jawab semuanya. Saya titip warga. Bagaimana mereka diberdayakan melestarikan dan menjaga hutan lindung," katanya.

Ribuan warga di desa itu ikut prosesi ini, termasuk para akademikus dari beberapa universitas, seperti Universitas Gadjah Mada, Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan, dan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD. Gunungan diarak dari Dusun Tunggul Arum menuju lokasi konservasi sekitar 3 kilometer melalui Dam Sabo.

MUH SYAIFULLAH 


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

3 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

7 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

42 hari lalu

Petugas berjaga saat penutupan Candi Prambanan di Klaten, Jawa Tengah, Senin, 11 Maret 2024. Pengelola Taman Wisata Candi Prambanan dan Ratu Boko melakukan penutupan Candi Prambanan selama 24 jam sebagai penghormatan kepada seluruh umat Hindu yang merayakan Hari Raya Nyepi tahun Saka 1946. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

Kabupaten Sleman adalah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain panorama, Kabupaten Sleman juga kaya akan warisan budaya yang menakjubkan.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

43 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Jika Erina Gudono Maju Pilkada 2024, Bisakah Ulangi Sukses Menantu Jokowi Lainnya, Bobby Nasution Wali Kota Medan?

43 hari lalu

Beberapa waktu lalu, anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dan kekasihnya, Erina Gudono mengunggah foto prewedding di akun Instagram masing-masing. Keduanya menjalani sesi foto prewedding dengan berbagai konsep, salah satunya mengenakan jersey di Stadion Manahan, Solo. Nomor punggung yang dipakai keduanya pun sempat menjadi pertanyaan. Netizen menduga nomor punggung itu menunjukkan tanggal pernikahan mereka, yaitu 10 Desember. Instagram
Jika Erina Gudono Maju Pilkada 2024, Bisakah Ulangi Sukses Menantu Jokowi Lainnya, Bobby Nasution Wali Kota Medan?

Erina Gudono, istri Kaesang sebagai salah satu kandidat calon Bupati Sleman dalam Pilkada 2024 dari Partai Gerindra. Ulangi menantu Jokowi di Medan?


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

48 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

51 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Calendar of Event Sleman, Labuhan Merapi dan Sleman Temple Run Masih Jadi Andalan

25 Januari 2024

Peserta gelaran Sleman Temple Run 2023. (Dok.istimewa)
Calendar of Event Sleman, Labuhan Merapi dan Sleman Temple Run Masih Jadi Andalan

Kabupaten Sleman akan menggelar 120-an event sepanjang 2024, dari MICE, musik, budaya, sampai olahraga dan keagamaan.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.