TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memperingati Hari Santri dengan menghadiri dua acara yang berkaitan dengan santri di Banten, Jawa Barat, Sabtu, 22 Oktober 2016. Ini adalah kali pertama dilakukan Jokowi sejak menjabat sebagai presiden.
Jokowi akan berkunjung ke kampus Al-Khairiyah, Citangkil, Cilegon, Banten, pukul 16.00 WIB. Di sini, ia akan bersilaturahmi dengan peserta, Muktamar ke-IX Pengurus Besar Al-Khairiyah. Silaturahmi ini direncanakan berlangsung sekitar pukul 16.00 WIB.
Pada malam harinya, Jokowi dijadwalkan menghadiri peringatan Hari Santri sekaligus peresmian pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar-Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) ke-VII di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Serang, Banten.
Baca: Hari Santri Nasional Jadi Trending Topic di Twitter
Penetapan Hari Santri dilakukan Jokowi untuk memenuhi janjinya saat pemilihan presiden 2014. Penetapan ini dilakukan pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015.
Pada 22 Oktober ditetapkan menjadi Hari Santri dengan pertimbangan, pada tanggal ini tahun 1945 pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan resolusi jihad. Resolusi jihad waktu itu untuk menghalau kedatangan tentara kolonial Belanda yang masuk atas nama Netherlands-Indies Civil Administration (NICA).
Untuk mendorong para santri berjuang melawan penjajah, Hasyim Asy'ari ketika itu, menyampaikan kepada santri, membela Tanah Air dari penjajah, hukumnya fardu ain atau wajib bagi setiap individu.
Baca: Hari Santri, Ahok Minta Dukungan Para Santri
Bagi Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas, peringatan Hari Satri bermakna menggelorakan kembali Resolusi Jihad NU 1945. Bila dulu resolusi itu mampu menjadi penabuh genderang perang dalam mengusir penjajah demi menegakkan kedaulatan negara, sekarang harus diwujudkan dalam bentuk patriotisme mengisi kemerdekaan.
"Rakyat Indonesia saat ini khususnya NU merindukan patriotisme dalam pengelolaan negara," kata Robikin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 22 Oktober.
Menurut dia, patriotisme saat ini harus diwujudkan dalam pengelolaan ekonomi yang berdaulat, memberantas ekonomi, dan mengantisipasi radikalisme.
AMIRULLAH | GHOIDA RAHMAH
Baca juga:
Bela Dimas Kanjeng, Pengikut Anggap Semua Berita Fitnah
Hadapi Man United, John Terry Kembali Perkuat Chelsea