TEMPO.CO, Solo - Kerajinan ekonomi kreatif terompet produksi asal Kampung Mojo Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, mulai kebanjiran pesanan untuk menyambut Tahun Baru 2017.
Warseno, 43 tahun, pengrajin terompet di Kampung Mojo RT 02 RW 04 Semanggi Solo, Jumat, 21 Oktober 2016, mengatakan, jumlah pesanan terompet berbagai jenis meningkat hingga mencapai 5.000 buah per bulan.
Menurut Warseno, kerajinan terompet buatanya ada dua jenis yakni kualitas biasa dan berbentuk ular naga. "Pada bulan sebelumnya, pesanan rata-rata hanya sekitar 1.500 per bulan," kata Warseno.
"Pesanan terompet untuk perayaan Tahun Baru 2017 pada bulan ini meningkat tiga kali lipat," tutur Warseno yang mengaku menggeluti bisnis ini sejak 1990 hingga sekarang.
Menurut Warseno, pihaknya memproduksi terompet tersebut memang khusus untuk melayani pelanggannya untuk persiapan perayaan menyambut Tahun Baru yang biasanya Desember mendatang.
Oleh karena itu, Warseno mengaku sudah mulai membuat terompet sejak awal Agustus hingga sekarang demi memenui permintaan konsumen. "Kami bisnis keluarga, kemampuan produksi rata-rata hanya sekitar 1.500 per bulan, dan pesanan sudah mencapai 5.000 terompet," katanya.
Bahkan, Warseno sangat optimistis permintaan terompet hingga Desember mendatang bisa mencapai sekitar 15.000 buah.
Terompet buatan oleh Warseno dijual bervariasi tergantung bahan baku dan tingkat kerumitan cara produksinya. Terompet biasa dijual eceran sekitar Rp 5.000 per buah, sedangkan terompet jenis naga bisa mencapai Rp 15.000.
Menurut dia, bahan baku terompet tidak ada masalah karena semuanya mudah dicari dijual di toko-toko di Solo dan sekitarnya. "Setiap terompet bisa mendapat keuntungan sekitar 30 persen dibanding biaya produksinya," kata Warseno yang mengaku asli asal Bulukkerto Wonogiri.
Ia mengatakan kerajinan terompet tersebut merupakan bisnis keluarga yang sudah turun menurun dari orang tuanya.
"Kami memproduksi terompet tahun ini, dengan modal sekitar Rp 15 juta, dan keuntungkan yang diperoleh sekitar 30 persennya. Pelanggan merupakan pedagang yang datang dari wilayah Solo dan sekitarnya," kata warseno.
ANTARA