TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak terlalu mempersoalkan hasil sejumlah lembaga survei yang mengunggulkannya dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Februari 2017.
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang merupakan calon inkumben itu bahkan menampik tingkat keterpilihannya lebih tinggi daripada dua pesaingnya. "Enggak, enggak unggul. Kalah ganteng sama si Anies dan si Agus. Kata surveinya begitu, kan," katanya seraya tertawa saat ditemui wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 21 Oktober 2016.
Ahok mengaku tak tahu soal angka tingkat keterpilihannya yang lebih tinggi dibanding Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Pernyataan itu muncul di antaranya dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang menyebutkan tingkat keterpilihan Ahok ada di angka 45,4 persen. Ahok hanya yakin dirinya harus meraih suara 50 persen plus satu dalam pilkada mendatang. "Enggak tahulah. Kita lihat saja 15 Februari," ujar dia.
Berdasarkan hasil survei SMRC, tingkat keterpilihan Ahok bertengger di angka 45,4 persen. Posisi itu jauh di atas Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Sebelumnya Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas mengatakan, tingkat elektabilitas Ahok tertinggi, karena 75 persen responden merasa puas atas kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan yang kurang puas 18 persen untuk Basuki dan 28 persen untuk Djarot Saiful Hidayat, dan 4 persen yang tidak puas.
Tren kepuasan rakyat Jakarta terhadap kinerja Ahok pun naik dibanding Agustus tahun lalu, yaitu hanya 64 persen responden yang menyatakan puas. Sedangkan tahun ini, tingkat kepuasan tercatat 70 persen.
Tingkat keterpilihan Ahok juga unggul berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), yang dirilis pada awal Oktober 2016. Elektabilitas Ahok mencapai 31,1 persen. Agus 22,30 persen dan Anies 20,20 persen. Namun, menurut pemimpin LSI Denny J.A., elektabilitas tersebut turun sejak survei Maret 2016, Juli 2016, dan Oktober 2016.
FRISKI RIANA