INFO NASIONAL - Fasilitas Pusat Logistik Berikat (PLB) yang diberikan Bea Cukai memberikan banyak manfaat bagi industri dalam negeri. Para pelaku usaha mengaku sangat diuntungkan dengan fasilitas tersebut karena meningkatkan efisiensi, baik dari segi produksi maupun biaya transportasi.
Untuk dapat memaksimalkan pendistribusian dan penyimpanan logistik, gudang penyimpanan barang di PLB harus didukung dengan teknologi modern dan terautomasi.
Baca Juga:
Hal itu sejalan dengan pernyataan Executive Director of Schefer Carsten Spiegelberg, “Cost logistic di Indonesia masih cukup tinggi, yakni 14 persen. Jika dilakukan automasi pergudangan, proses penyimpanan dan distribusi barang bisa dimaksimalkan.”
Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar mengatakan tantangan terbesar automasi pergudangan adalah mengubah pola pikir para pelaku usaha di Indonesia untuk beralih dari pergudangan konvensional menuju sistem modern. Sebab, mereka masih beranggapan bahwa biaya automasi pergudangan sangat besar. “Biaya memag besar, tapi hal ini harus kita anggap sebagai investasi jangka panjang yang akan menguntungkan,” kata Sanny Iskandar.
Sebenarnya, semua pihak sepakat bahwa sistem pergudangan otomatis mutlak diperlukan Indonesia untuk menghadapi persaingan perdagangan internasional. Namun perlu beberapa penyesuaian sistem karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas.
Baca Juga:
Menurut Sanny, daya saing industri nasional harus didukung sistem persediaan yang efisien serta dukungan manajemen pergudangan modern dengan teknologi informasi terbaru. “Dengan ditetapkannya beberapa lokasi pergudangan sebagai PLB, maka diharapkan cita-cita Indonesia menjadi hub logistik dapat segera terwujud,” ungkapnya.
Sementara itu, Deputi CEO PT Kamadjaja Logistics Ivy Kamadjaja mengungkapkan fasilitas PLB yang diberikan Bea Cukai sangat menguntungkan dari sisi financial. Dengan adanya fasilitas tersebut, bea masuk serta pajak mendapat penundaan sehingga para pengusaha lebih mudah mengatur cash flow. (*)