TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pembangunan daerah terluar Indonesia adalah salah satu kebijakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI sebagai alat pertahanan negara.
“Pulau-pulau terluar merupakan serambi depan Indonesia, bukan lagi halaman belakang,” ujar Gatot dalam keterangan tertulis Dinas Penerangan TNI, Kamis, 20 Oktober 2016.
Pembangunan, ujar Gatot, sedang dan akan dilaksanakan di sejumlah wilayah terluar, seperti di Natuna, Pulau Yamdena, Pulau Selaru, Pulau Morotai (Maluku), Pulau Biak (Papua), dan Kabupaten Merauke. Di Selaru misalnya, Gatot menyebut TNI menambah kekuatan dengan membangun dan memperpanjang landasan pacu bagi pesawat militer.
TNI pun turut mendukung pembangunan bandara di Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara. Gatot yang mendampingi Presiden Joko Widodo dalam peresmian bandara di Miangas, mengatakan bahwa keberadaan bandara akan menghidupkan lagi perekonomian di daerah terkait. “Juga menjadi promosi untuk wisatawan lokal maupun manca negara,” ujar Gatot.
Baca: OTT di Polsek Bandung, Polisi Pemeras Rp 1 Miliar Ditangkap
Bandara Miangas yang dibangun sejak 2012 itu memiliki landasan sepanjang 1.400 meter dengan lebar 30 meter. Landasan yang dilengkapi Runaway Strip berukuran 1.400 meter x 150 meter itu bisa didarati pesawat jenis ATR-72. Ada pula fasilitas Apron (parkir pesawat) seukuran 130 meter x 65 meter yang mampu menampung tiga unit pesawat. “Gedung terminalnya seluas 356 meter persegi.”
Jokowi, selain meresmikan Bandara Miangas, juga meresmikan Terminal Penumpang Bandara Tanjung Api di Tojo Una-Una, dan Terminal Penumpang Bandara Kasiguncu Poso. Bandara Miangas dapat menghubungkan wilayah Talaud, Tahuna, Kepulauan Siau, dan Manado.
Menurut Jokowi pemerintah tengah fokus membangun daerah perbatasan. Kehadiran infrastruktur di wilayah terluar Indonesia, kata dia, merupakan bukti adanya negara. "Jadi semakin semangat menjaga tanah airnya," kata Jokowi.
YOHANES PASKALIS | ADITYA BUDIMAN