Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minim Mahasiswa Papua Kuliah Seni Rupa di ISI Yogyakarta

image-gnews
Anggota delegasi masyarakat Papua Barat memakai baju tradisional berjalan di kawasan gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (3/11). Mereka menolak Undang Undang Pornografi karena dianggap mengekang kebhinekaan.TEMPO/Wahyu Setiawan
Anggota delegasi masyarakat Papua Barat memakai baju tradisional berjalan di kawasan gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (3/11). Mereka menolak Undang Undang Pornografi karena dianggap mengekang kebhinekaan.TEMPO/Wahyu Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta – Mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, dari Papua yang tertarik dengan seni rupa masih sedikit. Saat ini, jumlah mahasiswa dari Papua yang kuliah di Fakultas Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa Murni, hanya satu orang.

“Mahasiswa Papua lebih banyak tertarik seni pertunjukan. Seni rupa murni sangat jarang,” kata dosen Fakultas Seni Rupa, ISI, Yogyakarta, Andre Tanama, saat ditemui Tempo dalam pembukaan Pameran Seni Rupa “Remahili” di Bentara Budaya Yogyakarta, Sabtu malam, 15 Oktober 2016.

Andre mencontohkan, sebelumnya ada seorang mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni, ISI, Yogyakarta, dari Papua yang kuliah angkatan 1999. Kemudian mahasiswa asal Papua selanjutnya yang kuliah di sana diketahui baru ada lagi angkatan 2006 dan sekarang sudah lulus, yaitu Ignasius Dicky Takndare. Selanjutnya yang saat ini masih aktif sebagai mahasiswa ada satu orang yang masuk angkatan 2012, yaitu Albertho Wanma. Dua nama terakhir adalah seniman yang tengah berpameran di Bentara Budaya Yogyakarta hingga 23 Oktober 2016.

Baca:
Dikritik Istri, Presiden Nigeria: Dia Selayaknya di Dapur
Wanita di India Dilarang Miliki dan Gunakan Telepon Seluler

Baik Andre, maupun Dicky dan Albertho sepakat minimnya mahasiswa Papua yang tertarik pada seni rupa tak lepas dari paradigma berpikir masyarakat Papua secara umum. Bahwa menjadi perupa bukanlah jenis pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depan. Meskipun potensi menjadi perupa yang dimiliki anak-anak Papua cukup besar.

“Akhirnya potensi itu hanya disimpan saja,” kata Dicky yang berasal dari Jayapura.

Dia teringat seorang teman masa kecilnya yang pandai melukis. Setiap kali mengikuti perlombaan melukis selalu menang. Dicky pun berusaha belajar menjadi pelukis dengan masuk sanggar hanya untuk mengalahkan temannya itu. Kini tak ada kabar berita tentang temannya itu.

“Kalau jadi seniman, dia pasti menjadi perupa yang hebat,” kata Dicky.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beruntung bagi Albertho sendiri hidup dari keluarga seniman. Almarhum ayahnya adalah tokoh seniman adat Papua, khususnya di bidang seni musik. Albertho lebih menyukai seni rupa tiga dimensi, yaitu seni patung dan sempat kuliah di Sekolah Tinggi Seni Papua. Sebelum akhirnya hijrah ke Yogyakarta atas rekomendasi dosen di sana yang melihat bakat besar pada dirinya.

“Karena saya dan Dicky menganggap Yogyakarta dalah kotanya seni rupa di Indonesia,” kata Albertho.

Minimnya seniman asal Papua, khususnya di Yogyakarta menggugah keduanya untuk mengumpulkannya dalam wadah seniman. Tak harus yang kuliah di fakultas seni, karena total jumlahnya tak sampai lima orang di Yogyakarta. Bisa juga mahasiswa Papua yang kuliah di fakultas nonseni, tapi mempunyai potensi seni.

Mereka ingin mengembangkan potensi seni Papua yang ada pada diri mereka. Setelah sebelumnya ada kelompok seniman Papua di Yogyakarta dengan nama Ludah Pinang pada era 1990-an yang kini sudah menghilang.

“Semoga pameran ini jadi momentum agar semakin banyak perupa Papua yang muncul,” kata Albertho.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

27 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

34 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

43 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.