TEMPO.CO, Pekanbaru - Satelit Tera dan Aqua memantau lima titik panas yang diindikasikan sebagai kebakaran hutan dan lahan di Riau. "Titik panas terpantau pukul 16.00," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika stasiun Pekanbaru, Sugarin, Sabtu, 15 Oktober 2016.
Sugarin mengatakan titik panas terpantau di Pelalawan, Meranti, Siak, Rokan Hilir, Siak, dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik. Dari lima titik yang tertangkap itu, ada dua titik yang dipastikan kebakaran masih terus berkobar, yakni di Siak dan Meranti.
Meski api sedang menjalar, kata Sugarin, potensi hujan bakal terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir dan angin kencang terjadi hampir di seluruh wilayah Riau. "Temperatur maksimum 32-34 derajat Celsius," ucapnya.
Informasi sebelumnya menyebutkan kebakaran hutan dan lahan gambut kembali terjadi di Desa Telesung dan Tanjung Kedabu, Kepulauan Meranti, Riau. Total luas lahan yang dilahap si jago merah itu mencapai 50 hektare.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti Edy Afrizal mengatakan kebakaran pun merembet ke perkebunan karet dan kelapa milik masyarakat. "Tim pemadam dan masyarakat sedang berjibaku memadamkan api, tapi kesulitan mendapatkan air," ujarnya.
Edy menjelaskan, tim pemadam itu merupakan gabungan dari anggota BPBD, TNI, dan kepolisian. Selain kesulitan air, dia melanjutkan, api cepat meluas karena tiupan angin yang kencang. "Kami juga mendapat bantuan dua helikopter waterbombing dari satuan tugas udara," katanya.
Juru bicara Satgas Udara, Lettu Sherif Yanuardi, menuturkan dua unit helikopter waterbombing Sikorsky dan MI-8 dikerahkan padamkan api di kawasan Kandis, Siak, dan Kepulauan Meranti.
RIYAN NOFITRA