Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Harapan Jokowi Dukung Dialog Selesaikan Masalah Papua  

image-gnews
Seminar Nasional Proses Perdamaian, Politik Kaum Muda, dan Diaspora Papua: Updating Papua Road Map, Jakarta, 14 Oktober 2016. TEMPO/Maria Rita
Seminar Nasional Proses Perdamaian, Politik Kaum Muda, dan Diaspora Papua: Updating Papua Road Map, Jakarta, 14 Oktober 2016. TEMPO/Maria Rita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Koordinator Jaringan Damai Papua Neles Tebay mengatakan ada harapan dialog nasional untuk menyelesaikan masalah Papua terwujud di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Harapan ini muncul disebabkan rekam jejak Jokowi sebagai kepala pemerintahan di daerah sebelum menjadi presiden diwarnai dengan dialog tanpa kekerasan dalam menyelesaikan berbagai masalah.

"Saat Jokowi menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI. Presiden juga punya hati untuk Papua," kata Neles Tebay sebagai pembicara dalam seminar nasional bertajuk Proses Perdamaian, Politik Kaum Muda, dan Diaspora Papua:Updating Papua Road Map yang diadakan LIPI, Jumat, 14 Oktober 2016.

Baca:
Jokowi Melantik Jonan Jadi Menteri ESDM
FPI Ancam Bunuh Ahok, Ini Kata Kapolda Iriawan

Menurut Neles, sikap Jokowi yang mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah merupakan satu dari lima perubahan yang memberinya harapan dialog nasional mengenai masalah Papua dapat terwujud.

Perubahan lainnya, Neles mengatakan, Road Map yang digulirkan oleh LIPI dan Jaringan Damai Papua sejak tahun 2009 tidak mendapat dukungan. Muncul kecurigaan bahwa LIPI dan Jaringan Damai Papua tidak mendukung NKRI (negara kesatuan Republik Indonesia).

"Detik ini, banyak pihak di Papua yang sudah memberikan dukungan terhadap dialog untuk mencari solusi terbaik," kata Neles, yang juga menjabat sebagai Rektor STF Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Fajar Timur di Abepura, Papua.

Sementara di Jakarta tidak ada kata dialog Papua muncul di media massa nasional sampai dengan awal 2009. Justru dialog nasional dicurigai sebagai tuntutan merdeka atau referendum Papua. "Dialog tidak diterima," ujar Neles.

Kemudian pada tahun 2010, pemerintah memunculkan istilah komunikasi konstruktif, menolak menggunakan istilah dialog nasional. Bahkan, kata Neles, pejabat yang dulu tidak mau membahas dialog nasional, sekarang mendorong juga ide dialog nasional Papua.

"Waktu Yoedhi (Mayor Jenderal TNI Yoedhi Swastono, Deputi I Koordinasi bidang politik dalam negeri Kemenko Polhukam) tidak ada ide dialog nasional. Setelah pak Yoedhi di Kemenko Polhuham ada ide dialog nasional," kata Neles tersenyum ke arah Yoedhi yang juga sebagai pembicara di acara ini.

Selanjutnya, Organisasi Papua merdeka (OPM) yang dulu terpecah-pecah dalam berbagai kelompok kemudian melakukan transformasi gerakan dan organisasi. OPM yang terpecah-pecah itu kemudian membentuk satu organisasi yang mengkoordinasikan seluruh OPM yang diberi nama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Organisasi ULMWP memiliki struktur yang jelas, alamat yang jelas, visi dan misi yang jelas.

"Perubahan ini memberi harapan bagi saya untuk adanya dialog nasional," kata Neles.  

Menurut Neles, dengan perubahan-perubahan ini menunjukkan istilah dialog nasional yang dulu dipandang sensitif sekarang sudah tidak sensitif lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yoedhi mengatakan dirinya mendukung dialog nasional sebagai cara menyelesaikan masalah Papua. "Saya sependapat dialog nasional sebagai cara untuk menyelesaikan masalah di Papua," kata Yoedhi.

Pemerintah, Yoedhi menjelaskan, bahkan sedang membentuk satu badan yang powerful untuk mengkoordinasikan pembangunan di Papua agar lebih terintegrasi.

Yoedhi mengkoreksi pernyataan Ketua tim kajian Papua LIPI, Adriana Elisabeth yang mengatakan Presiden Jokowi tidak memiliki disain besar (grand design) dalam penyelesaian masalah Papua.

Yoedhi kemudian memaparkan sejumlah program yang dilakukan Jokowi di Papua di antaranya mendirikan 3 sekolah berasrama dengan mempertimbangkan kondisi geografis Papua. Pemerintah juga mengundang 27 profesor dari Amerika Serikat untuk membantu pendidikan di Papua. Bahkan rumah sakit pemerintah di Jayapura, Papua akan ditingkatkan menjadi rumah sakit berskala nasional.

Sedangkan untuk isu pelanggaran HAM di Papua, Yoedhi menjelaskan, Presiden Jokowi sudah membentuk tim terpadu HAM Papua yang melibatkan LIPI, Komnas HAM, dan aktivis. Tugas tim ini akan berakhir pada tanggal 22 Oktober 2016.

Namun Yoedhi mengakui sangat sulit mengklasifikasikan pelanggaran HAM berat, pelanggaran HAM, dan pelanggaran kriminal. Meski begitu, ia mengatakan pemerintah segera menuntaskannya. "Kita harus segera menuntaskan itu," ujar Yoedhi.

Adriani Elisabeth secara khusus menyoroti perubahan cara memperjuangkan penyelesaian masalah di Papua dari generasi muda Papua. Mereka melakukan cara-cara damai, demokratis degan nasionalisme baru: Melanesia, anti-kolonialisme, dan humanisme.  Perjuangan para generasi muda Papua ini meluas hingga ke luar negeri sehingga masalah pelanggaran HAM di Papua kini menjadi perhatian internasional.

Suara berbeda datang dari Kapolda Papua, Paulus Waterpau yang telah mengeluarkan maklumat untuk melarang tujuh organisasi yang didirikan generasi muda Papua untuk berdemonstrasi menyuarakan aspirasi mereka di tempat umum.

"Dalam menyampaikan pendapat di muka umum tentu punya hak dan kewajiban. Yang melanggar kewajiban ada sanksinya. Kewajiban itu adalah NKRI. Di luar itu, kami minta maaf. Kami alat negara yang ditugaskan untuk itu (mempertahankan NKRI)," kata Paulus.

Paulus juga menepis anggapan Papua tidak aman. "Pada prinsipnya situasi di Papua dan Papua Barat masih aman, kondusif terkendali," ujarnya.

MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jeda Kemanusiaan Papua Berakhir Pekan Ini, ULWMP Kritik Komitmen Pemerintah RI

8 Februari 2023

Markus Haluk, penggagas Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP). TEMPO/Maria Rita Hasugian
Jeda Kemanusiaan Papua Berakhir Pekan Ini, ULWMP Kritik Komitmen Pemerintah RI

United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menilai Komnas HAM dan pemerintah RI belum menunjukkan komitmen pada kesepakatan ini


Usman Hamid Sebut Pengesahan 3 RUU DOB Papua Penyelundupan Hukum

30 Juni 2022

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid. Foto: TEMPO | Hilman Faturrahman W
Usman Hamid Sebut Pengesahan 3 RUU DOB Papua Penyelundupan Hukum

Direktur Eksekutif Amnesty Internastional Indonesia Usman Hamid mengkritik rencana pengesahan tiga RUU Otonomi Baru atau RUU DOB Papua hari ini.


Langkah Jokowi Bahas DOB Papua dengan MRP Dianggap Sebagai Politik Pecah Belah

21 Mei 2022

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertemu Majelis Rakyat Papua dan Majelis Rakyat Papua Barat dengan perwakilan rombongan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat, 20 Mei 2022. Sumber: Biro Setpres
Langkah Jokowi Bahas DOB Papua dengan MRP Dianggap Sebagai Politik Pecah Belah

Koalisi Kemanusiaan untuk Papua menilai Pemerintahan Presiden Jokowi melakukan politik pecah belah dengan melakukan pembahasan soal DOB dengan MRP.


MRP: 20 Kewenangan di UU Otsus Papua Tak Dijalankan Negara

21 April 2022

Majelis Rakyat Papua. antaranews.com
MRP: 20 Kewenangan di UU Otsus Papua Tak Dijalankan Negara

MRP menilai masih banyak kewenangan dalam UU Otsus Papua yang tak dijalankan oleh negara.


Buchtar Tabuni Ditangkap karena Mengeroyok Polisi

25 Maret 2022

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri. ANTARA/Evarukdijati
Buchtar Tabuni Ditangkap karena Mengeroyok Polisi

Ketua Dewan West Papua Buchtar Tabuni ditangkap pada Kamis 24 Maret 2022


Rakor soal Papua, Ma'ruf Amin: Operasi Teritorial Ujung Tombak Kesejahteraan

15 Desember 2021

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres
Rakor soal Papua, Ma'ruf Amin: Operasi Teritorial Ujung Tombak Kesejahteraan

Wapres Ma'ruf Amin menggelar Rapat Pendekatan Penanganan Papua Pasca UU Otsus Papua 2021 di Istana Wapres


Majelis Rakyat Papua Sebut Warga Tak Ingin Ada Pemekaran Wilayah

9 Juni 2021

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, berfoto bersama Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), di MPR RI, Jakarta, Senin (19/10/20).
Majelis Rakyat Papua Sebut Warga Tak Ingin Ada Pemekaran Wilayah

Majelis Rakyat Papua menyatakan masyarakat membutuhkan pemenuhan hak-hak dasar.


Kepala Bais Sebut Gangguan Keamanan untuk Setop RUU Otsus Papua

27 Mei 2021

Sejumlah prajurit Yonif 315/Garuda mengikuti upacara pelepasan Satuan Tugas Pam Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) Papua di Lapangan Yonif 315/Garuda, Gunung Batu, Kota Bogor, Ahad, 23 Mei 2021. ANTARA/Arif Firmansyah
Kepala Bais Sebut Gangguan Keamanan untuk Setop RUU Otsus Papua

Kepala Bais TNI curiga gangguan keamanan di Papua bertujuan untuk menghentikan pembahasan RUU Otsus Papua.


Polisi Buru Satu Lagi Aktivis Papua yang Diduga Terlibat Kasus Pengeroyokan

4 Maret 2021

Ilustrasi Pengeroyokan.
Polisi Buru Satu Lagi Aktivis Papua yang Diduga Terlibat Kasus Pengeroyokan

Kuasa hukum aktivis Papua mengungkap sejumlah keganjilan dalam kasus dugaan pngeroyokan saat demonstrasi otonomi khusus Papua di DPR itu.


DPR Terbuka Bahas Revisi UU Otsus Papua Meski Ada Temuan Penyimpangan Dana

22 Februari 2021

Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
DPR Terbuka Bahas Revisi UU Otsus Papua Meski Ada Temuan Penyimpangan Dana

Azis Syamsuddin mengatakan DPR terbuka terhadap revisi Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua yang diusulkan pemerintah