TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangda, Unesco, mengapresiasi program-program di Kota Bandung yang mampu menyeimbangkan antara pembangunan infrastruktur, budaya dan kemanusiaan.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan keseimbangan antara pembangunan infrastruktur, budaya dan kemanusiaan membuat indeks kebahagiaan warga Kota Bandung meningkat.
"Indeks kebahagiaan kami diapresiasi oleh Unesco sebagai salah satu parameter mengukur kemajuan. Tidak melulu dari angka ekonomi, pertumbuhan, jumlah pengangguran dan kemiskinan, tapi dari kebahagiaan," kata Ridwan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu, 12 Oktober 2016.
Ridwan menambahkan dia mempresentasikan kepada Unesco bagaimana pembangunan taman dan ruang publik diperbanyak, trotoar dibuat lebar dan menarik dengan granit. Sedangkan program keagamaan seperti Maghrib Mengaji dan Ayo Bayar Zakat juga dibuat.
Selain itu, festival-festival seperti Asia Africa Carnival, Bandung Cullinary Night dan Car Free Night menjadi salah satu faktor yang menjadikan indeks kebahagiaan warga Kota Bandung meningkat. "Di Bandung bisa bahagia tanpa harus terpusat. Kata orang Bandung biasa saja karena rutin, tapi kata orang lain itu istimewa," ujarnya.
Ridwan mengakui infrastruktur Kota Bandung belum sebaik kota-kota lainnya di Asia, seperti Singapura dan Seoul. Namun, urusan membuat warganya bahagia, kata Ridwan, Bandung sukses mengalahkan kedua kota tersebut.
"Banyak kota maju di dunia yang keren secara infrastruktur tapi membuat warganya tidak bahagia. Singapura 42 persen menyatakan warganya ingin pindah. Menurut data, Korea Selatan tingkat bunuh dirinya tertinggi di dunia," kata dia.
Jika ingin maju, lanjut Ridwan Kamil, maka harus menyeimbangkan harmoni dengan tuhan, alam dan manusia. "Percontohannya untuk dunia. Bolehlah infrastruktur Bandung tertatih-tatih, tapi urusan happiness lahir bantin kita ini lengkap," akunya.
PUTRA PRIMA PERDANA