Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BPBD Klaim Penyebab Banjir di Pangandaran dan Garut Sama

image-gnews
Sejumlah warga melihat jembatan yang amblas di jalur nasional Banjar, Jawa Barat, 10 Oktober 2016. Akibat banjir bandang yang terjadi pada Minggu (9/10) kemarin, jalur akses penghubung Jawa Barat menuju Jawa Tengah ini terputus. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Sejumlah warga melihat jembatan yang amblas di jalur nasional Banjar, Jawa Barat, 10 Oktober 2016. Akibat banjir bandang yang terjadi pada Minggu (9/10) kemarin, jalur akses penghubung Jawa Barat menuju Jawa Tengah ini terputus. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Ciamis - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menduga banjir disebabkan rusaknya lingkungan di hulu sungai Ciputrahaji, Sungai Cikaso, dan Citalahab di Kecamatan Pamarican. Tiga sungai tersebut meluap dan menggenang tiga kecamatan di Ciamis, masing-masing Pamarican, Banjarsari dan Purwadadi. Ketiga sungai ini bermuara ke Sungai Ciseel, lalu ke Sungai Citanduy.

"Banjir juga karena intensitas hujan sangat tinggi dua hari berturut-turut. Kemudian pendangkalan sungai dan kerusakan lingkungan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Dicky Erwin Yuliadi saat dihubungi Selasa 11 Oktober 2016.

Berdasarkan informasi dari masyarakat, kata Dicky, banjir seperti ini baru terjadi lagi sejak tahun 1985 lalu. Sejak tahun 1985, tiga kecamatan tersebut tidak pernah kebanjiran. "Dulu langganan banjir di Kecamatan Padaherang dan Kalipucang (Kabupaten Pangandaran). Sekarang Pamarican, Banjarsari juga terkena," ujarnya.

Secara kasat mata, kata Dicky, di Pamarican ada lahan yang tadinya hutan berubah jadi ladang. Hutan gundul juga terlihat di Desa Purwasari, Kecamatan Pamarican. "(Bencananya) Nyaris mirip seperti di Garut, karena kerusakan lahan. Untung di sini enggak ada korban," ujarnya.

Menurut Dicky, ada lahan hutan yang berubah fungsi jadi ladang. "Awalnya hutan, tapi jadi ladang. Dipakai berladang," ujarnya.

Dicky menambahkan, banjir di Ciamis mengakibatkan sebanyak 5.870 warga terkena dampak. Rumah warga rata-rata tergenang air hingga 1 meter.

Pada banjir kemarin, sekitar 200 warga mengungsi. Namun tidak lama, Senin pagi sudah kembali ke rumah. "Banjir di Ciamis tidak lama, paling 5 jam sudah surut," katanya.

Namun hingga Selasa pagi, menurut Dicky, masih ada 6 kepala keluarga yang mengungsi di Purwasari, Kecamatan Banjarsari. Rumah mereka masih tergenang.

Agar banjir tidak terulang, Dicky menyarankan, sungai tersebut perlu dikeruk. Sebenarnya, kata dia, sungai tiap tahun dikeruk oleh BBWS Citanduy dan Ciwulan. "Tapi enggak tahu kewalahan atau bagaimana (banjir tetap terjadi). (Pengerukan) Belum efektif," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan, daerah rawan bencana longsor ada di Ciamis bagian utara, yakni Kecamatan Panawangan, dan Rajadesa. Di Ciamis utara mayoritas tanahnya berbukit-bukit. "Kalau daerah rawan banjir ada di Pamarican, Banjarsari dan Purwadadi," katanya.

Untuk kerugian akibat banjir, Dicky mengaku pihaknya masih menginventarisir. "Masih didata," kata dia.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena menjelaskan, penyebab banjir dan tanah longsor di wilayahnya karena hujan deras yang turun sejak Sabtu sore, 8 Oktober 2016. "Intensitas hujan tinggi," katanya.

Disinggung ihwal kerusakan lingkungan, Nana mengakui hal tersebut terjadi di daerahnya. Hanya saja tidak banyak dan separah di Kabupaten Garut. "Tidak seperti di Garut," katanya.

Akibat bencana banjir, menurut Nana, sebanyak 3.807 kepala keluarga terkena dampak. Bahkan sebanyak 620 kepala keluarga atau 1905 jiwa sempat mengungsi. "Sekarang sudah pada pulang. Ada 70 KK yang masih mengungsi karena daerahnya masih terendam," ujarnya.

Untuk daerah rawan bencana, Nana menjelaskan, hampir semua kecamatan di Pangandaran rawan bencana. Bencana tersebut di antaranya longsor, banjir, puting beliung dan tsunami. "Hampir semua rawan," kata dia.

CANDRA NUGRAHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

29 hari lalu

Warga berjalan melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Senin 25 Maret 2024. Banjir di permukiman padat penduduk dengan ketinggian air 50-175 cm itu terjadi akibat meluapnya Kali Ciliwung. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemprov DKI Jakarta Benahi Infrastruktur dan Operasional Sarana Banjir

Langkah-langkah ini disusun dalam program penanganan banjir yang menjadi bagian dari rencana aksi roadmap untuk penyusunan RPJPD 2025-2045.


Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

14 September 2023

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Agenda: Penutupan Masa Sidang Kedua dan Pembukaan Masa Sidang Ketiga serta Masa Reses Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2023, Senin, 4 September 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Jawab DPRD, Heru Budi Sampaikan Upaya Pemprov DKI atasi Banjir Jakarta

Pj Gubernur DKI Heru Budi menyampaikan upaya Pemprov DKI mengatasi banjir Jakarta.


Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

14 September 2023

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyampaikan pidato tentang Raperda APBD Perubahan 2023 di gedung DPRD DKI, Senin, 11 September 2023. TEMPO/Nur Khasanah
Antisipasi Banjir di Musim Hujan, DKI Bakal Revitalisasi Waduk dan Sungai

Heru Budi menyatakan berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah penyangga dalam upaya penanggulangan banjir Jakarta.


Mengenal Cobek Turubuk Makanan Khas Karawang, Berikut Resepnya

19 Juli 2023

Sambal Kecap (Kiri), Sambal Cobek (atas), Sambal tomat (kanan), dan Sambal terasi (bawah) sebagai penyedap rasa udang bakar madu Mang Engking. TEMPO/Ilham Tirta
Mengenal Cobek Turubuk Makanan Khas Karawang, Berikut Resepnya

Cobek turubuk merupakan salah satu makanan khas Karawang yang berasal dari olahan tanaman terubuk. Uniknya, makanan tersebut dihidangkan menggunakan cobek, sehingga cita rasa yang dihasilkan semakin lezat. Lalu, bagaimanakah resep pembuatannya?


Respons Heru Budi Soal Politikus PDIP yang Kritik Waduk Brigif Tak Terawat dan Minta Kontraktor Diberi Sanksi Tegas

19 April 2023

Sejumlah ekskavator yang tidak beroperasi di Waduk Brigif di Kelurahan Cimpedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 31 Oktober 2016. Belum tuntasnya pembayaran pembebasan lahan untuk Waduk Brigif membuat pengerjaannya kini mangkrak, pembuatan waduk itu dibangun untuk daerah tangkapan air di kawasan tersebut. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Respons Heru Budi Soal Politikus PDIP yang Kritik Waduk Brigif Tak Terawat dan Minta Kontraktor Diberi Sanksi Tegas

Politikus PDIP kritik Waduk Brigif tak terawat. Heru Budi meresponsnya dengan perintahkan jajarannya angkut sampah dan potong rumput.


Politikus PDIP Kritik Waduk Brigif Tak Terawat, Heru Budi Minta Jajaran Angkut Sampah dan Potong Rumput

18 April 2023

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau dan mengecek ketersediaan stok daging menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H di Perumda Dharma, Cakung, Jakarta Timur, Selasa, 18 April 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Politikus PDIP Kritik Waduk Brigif Tak Terawat, Heru Budi Minta Jajaran Angkut Sampah dan Potong Rumput

Pj Gubernur DKI Heru Budi merespons kritik politikus PDIP soal Waduk Brigif, Jakarta Selatan yang katanya tak terawat. Ini arahan Heru.


Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

6 Maret 2023

Genangan air terlihat di Perumahan Duren Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 15 April 2020. Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kota Bekasi dan perumahan tersebut posisinya lebih rendah dengan aliran sungai membuat perumahan tersebut tergenang air setinggi 20-30 cm. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Banjir di Gang Cue Belum Surut 5 Bulan, Camat Bekasi Timur Beberkan Penyebabnya

Camat Bekasi Timur membeberkan penyebab banjir di Gang Cue yang belum surut lima bulan lamanya. Banjir di wilayah itu terjadi sejak Oktober 2022.


Sekda DKI Jakarta Mengeklaim Program Penanganan Banjir Sukses

2 Maret 2023

Warga berjalan melewati banjir di kawasan pemukiman penduduk, Kebon Pala, Jakarta, Senin, 27 Februari 2023. Intensitas hujan tinggi di wilayah DKI Jakarta dan luapan Kali Ciliwung mengakibatkan sejumlah permukiman warga terendam banjir diantaranya Kelurahan Tegal Alur, Kelurahan Rawa Buaya dan Kelurahan Kampung Melayu. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sekda DKI Jakarta Mengeklaim Program Penanganan Banjir Sukses

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengklaim program penanggulangan banjir yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta telah sukses.


Usai Ditegur Jokowi Soal Penanganan Banjir Jakarta, Heru Budi Lanjutkan Bangun Giant Sea Wall

28 Desember 2022

Suasana proyek pembangunan tanggul raksasa pengaman pantai (Giant Sea Wall) di kawasan Muara Baru Jakarta, 28 Desember 2017. Pembangunan tanggul laut ini untuk mengatasi banjir pasang air laut (rob) dan abrasi di kawasan pesisir Ibu Kota. Tempo/Fakhri Hermansyah
Usai Ditegur Jokowi Soal Penanganan Banjir Jakarta, Heru Budi Lanjutkan Bangun Giant Sea Wall

Heru Budi memastikan pembangunan Giant Sea Wall tetap berlanjut karena itu merupakan proyek jangka panjang penanggulangan banjir Jakarta.


DPRD Minta Alokasi Dana Hibah untuk Bekasi karena Terdampak Banjir Jakarta

16 November 2022

Sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi akses jalan menuju gerbang tol Jakarta-Cikampek,  di Jatibening, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 19 Februari 2021.. Menurut warga akses jalan menuju pintu tol di daerah tersebut banjir pada pukul 05.30 WIB. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
DPRD Minta Alokasi Dana Hibah untuk Bekasi karena Terdampak Banjir Jakarta

Bekasi sudah lama mengajukan permohonan dana hibah untuk penanganan banjir, karena terkena dampak limpahan Jakarta.