INFO MPR - Indonesia adalah negara yang sangat beruntung karena memiliki empat konsensus berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tungga Ika, yang saat ini dikenal dengan Empat Pilar MPR.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengatakan para pejuang kemerdekaan Indonesia sudah melakukan proses pemikiran yang panjang meletakkan dasar dan nilai-nilai yang sangat sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia dan sangat diakui dunia, yakni Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lainnya. “Namun, sangat disayangkan, setelah 71 tahun bangsa ini menjaga dengan baik empat konsensus dasar tersebut, masuk era reformasi, nilai-nilai luhur bangsa seperti dilupakan. Hanya hafal saja, tapi tidak lagi dipahami. Apalagi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Zulkifli dalam sambutannya saat menjadi keynote speaker pada acara focus group discusion dengan tema “Menuju Negara Maritim dalam Perspektif 4 Konsensus Nasional”, yang digelar Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di aula gedung DPP LDII, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016.
Karena itu, menurut dia, sudah saatnya setiap elemen bangsa kembali pada Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa lain dan lebih difokuskan pada pemahaman dan pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Ia mengakui memang banyak kemajuan yang terjadi di Indonesia pasca-reformasi, dan itu harus diapresiasi. Namun, kata Zulkifli, perihal lunturnya dan merosotnya pemahaman dan implementasi Pancasila, juga hal yang harus diwaspadai. Ia mencontohkan tentang pemahaman dan pelaksanaan Sila Keempat yang seharusnya lebih mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat, tapi sering kali musyawarah hilang, berganti dengan mengutamakan kepentingan pribadi. “Contoh yang paling hangat, pra-pilkada serentak 2017. Euforia kebebasan pilkada banyak menimbulkan potensi konflik jika isu-isu sensitif SARA dibawa ke ranah pilkada. Gesekan horizontal akan mudah terjadi,” tuturnya.
Menurut dia, Indonesia bisa melesat menjadi negara yang maju dalam segala hal. Sebab, Indonesia memiliki energi sosial yang sangat banyak dan berkualitas, yang muncul dari semua elemen masyarakat, seperti Muhammadiyah, NU, LDII, dan sebagainya.
Tapi, untuk maju, Indonesia harus memiliki sistem pembangunan nasional yang terarah, fokus, dan ada prinsip kontinuitas, yakni haluan negara. Dengan haluan negara, Indonesia memiliki rancangan pembangunan secara nasional dan jangka panjang. Dengan haluan negara, para kepala daerah tidak lagi memiliki visi sendiri-sendiri, tapi satu visi dan misi secara nasional. “Karena itu, saya berharap semua elemen masyarakat Indonesia mendukung munculnya sistem haluan negara,” kata Zulkifli. (*)